Founder : Dorong Karyawan Bicara Berdasar Data, Bukan Asumsi : Shifting From Start Up To Corporate Entrepreneurship

 Meriza Hendri  Rabu, 31 Januari 2024

Speak with data  Inilah tantangan yang sering kali dihadapi oleh founder bahwa karyawan mereka bicara pake asumsi dan bukan menggunakan data…

Inilah tantangan yang sering kali dihadapi oleh founder bahwa karyawan mereka bicara pake asumsi dan bukan menggunakan data. Hmmm… coba evaluasi lagi deh, apakah itu memang terjadi pada karyawan saja atau teman-teman founder juga melakukan hal yang sama? Kalau itu memang terjadi, menggambarkan kelemahan dalam kemampuan berfikir dan sukanya tidak berfikir atau salah berfikir atau malas berfikir. 

Hati-hati dengan kondisi seperti ini sehingga akan membuat keputusan menjadi blunder dan pasti akan salah selalu. Persepsi akan yang salah akan membuat kesimpulan yang salah dan pada akhirnya semuanya salah serta buat bisnisnya hancur. Banyak sekali yang terjebak dengan asumsi dan sekali lagi, ini berbahaya bagi founder karena memiliki karyawan yang lemah kemampuan berfikir mereka dan sukanya hanya berasumsi. 

Dalam pekerjaan sehari-hari, selalu akan ditekankan apakah ini asumsi atau fakta? Hal ini akan melatih karyawan untuk berfikir dan bahkan berfikir stratejik. Critical thinking diperlukan untuk memastikan bahwa apa yang mereka simpulkan itu berbasis data atau hanya asumsi. Pertanyaan-pertanyaan kunci seperti apakah benar? Mana datanya? Kalau ada datanya, apakah datanya valid dan reliable? Ini adalah upaaya founder untuk melatih kemampuan berfikir karyawan dan membuat mereka berfikir serta menjaukan diri dari asumsi. 

Hanya saja, tentu ketika bicara shifting ini, founder juga harus memiliki kemampuan berfikir yang kuat dan benar karena tentu harus diawali oleh founder itu sendiri. Kemampuan berfikir harus ditingakatkan mulai dari 

  • Critical thinking 
  • Creative thinking 
  • Innovative thinking 
  • System thinking 
  • Strategic thinking 

yang berdasarkan kepada 

  • deductive thinking 
  • inductive thinking 
  • strategic thinknig 

yang pada akhirnya akan terlihat pada dimensi berfikir cepat, efektif dan efisien karena menggunakan konsep manajemen dalam menjalankan bisnis terebut. Oleh karena itu, karyawan perlu diajak untuk memulai berfikir dengan dasar

  • Fakta, yaitu apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, 
  • Data yaitu fakta yang sudah diolah 
  • Informasi, yaitu data yang sudah diolah sehingga menghasilkan informasi
  • Pengetahuan, yaitu informasi yang diolah
  • Ilmu pengetahuan, yaitu informasi yang diolah dengan metode ilmiah. 

Nah, dari sini dapat dilihat bagaimana sejatinya seorang founder perlu mendorong karyawan untuk bicara dengan data, jangan berasumsi karena itu akan berbahaya untuk diri dan perusahaan masing-masing. 

Disinilah pentingnya founder untuk terus melatih karyawan utuk mengamati, mendengar, merasakan apa yang ada di lingkungan bisnis serta mengujinya menjadi sebuah data. Pahami dengan baik atas apa yang didapat dari lingkungan bisnis, baik internal ataupun eksternal tersebut. 

Dua hal yang perlu dipahami oleh karyawan yaitu apakah data tersebut valid atau reliable?