KOMITMEN TULAR NALAR 3.0 BERSAMA PARA MITRA MEMBANGKITKAN KEPEKAAN DIGITAL PEMILIH PEMULA
Tular Nalar 3.0 – MAFINDO menggelar acara Media Gathering dan Penandatanganan Kerjasama Mitra Tular Nalar 3.0. Dalam acara yang berlangsung hangat, sejumlah mitra bergabung dalam perjanjian kerjasama untuk meningkatkan kapasitas literasi digital dan pemikiran kritis masyarakat Indonesia, khususnya para pemilih pemula menjelang tahun politik 2024.
Mitra yang hadir dan menandatangani perjanjian kerjasama meliputi Bandung Bergerak, Universitas Informatika dan Bisnis Bandung (UNIBI), Next Generations Indonesia (NXG), Relawan TIK, Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Universitas Sangga Buana, Universitas Padjadjaran (UNPAD), dan Universitas Pasundan (UNPAS). Bersama-sama, mereka berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menyaring informasi di era digital yang penuh tantangan.
Highlight acara ini adalah talkshow bertajuk #GenZBisaMilih: Kepekaan Digital Pemilih Pemula. Dalam sesi ini, perwakilan dari KPU JABAR, NXG, dan JABAR Bergerak Zillenial memberikan pandangan unik dari perspektif generasi masing-masing. Moderator handal, Fajar Eri Dianto dari Relawan TIK, mengarahkan pembahasan pada pengalaman dan sudut pandang antar generasi dalam menghadapi isu digital.
Ketua KPU Bandung, Suharti, memberikan perspektif terkait tantangan informasi digital. Dengan 56% pemilih berasal dari generasi Y dan Z, KPU menghadapi tanggung jawab untuk memastikan alur informasi yang akurat dan terpercaya, terutama di era informasi digital yang rawan disinformasi. Ia juga memaparkan upaya KPU untuk mengisi kekosongan informasi dengan merambah ke ranah media sosial.
Santi Indra Astuti, Program Manager Tular Nalar 3.0, menyoroti permasalahan kebaperan dan stagnasi budaya literasi. Ia menegaskan bahwa perbaikan ekosistem informasi menjadi kunci mengatasi tantangan tersebut. Di tengah maraknya informasi palsu, tim riset Program Tular Nalar menemukan bahwa konten dis/misinformasi yang paling sering disebarkan adalah konten yang dimanipulasi dengan konsep 3 Kacau IDE (Kacau Isi, Kacau Diri, dan Kacau Emosi) dan patut menjadi perhatian lebih. Dengan tekad kuat, Tular Nalar bersama para mitra berfokus pada penguatan literasi digital dengan metode prebunking, mengajak peserta program untuk mengindera hoaks sebelum menyebar. Upaya yang telah dilakukan oleh Tular Nalar – Mafindo dengan dukungan dari para mitra strategis dan dukungan penuh dari Google.org, adalah kelas-kelas Sekolah Kebangsaan untuk pemilih pemula dan Akademi DIgital Lansia untuk pre-lansia dan lansia, yang kini menargetkan 38 provinsi di seluruh Indonesia.
Khemal Andhas dari NXG, mewakili Gen X dan Y (Millennials), menggarisbawahi kecenderungan “keberpihakan” menjadi ciri generasinya, dimana label A dan B amat mempengaruhi hubungan antarpersonal.B Ketika ada yang tidak memilih A, maka dicap bahwa yang bersangkutan pasti kaum yang B. Hal ini cukup mengganggu dan terjadi tidak hanya di ranah digital namun juga saat tatap-muka.
Nadzrizal Habib dari JABAR Bergerak Zillenial, yang mewakili Gen Z, menyoroti peran framing dalam membentuk pemahaman dan keputusan, serta pentingnya pendidikan politik bagi Gen Z, agar tidak buta dan acuh pada perkembangan politik di Indonesia. Dan pendidikan politik itu tidak bisa hanya sebatas paparan PPT namun harus dengan pendekatan yang mampu menyentuh personal teman-teman Gen Z. Hal ini ia dapatkan dalam program Tular Nalar – Sekolah Kebangsaan untuk pemilih pemula, yang telah digelar oleh komunitas Jabar Bergerak Zillenial di tanggal 20 November 2023 yang lalu.
Fajar Eri Dianto dengan piawai mengarahkan alur talkshow dan juga menekankan bahwa memang terjadi pergeseran paradigma kebenaran dari fakta menjadi asumsi dan persepsi dalam beberapa segmen masyarakat, terutama di ranah digital. Hal ini menjadi tantangan besar bagi program Tular Nalar yang berkomitmen memperkuat literasi digital dan pemikiran kritis.
Talkshow berlangsung serius tapi santai, interaktif dengan pertanyaan dari para audiens, terutama rekan media dan mitra komunitas. Pembahasan melibatkan berbagai aspek, mulai dari tantangan generasi Z, kampanye politik, hingga pemahaman hukum.
Acara ditutup dengan doorprize, ramah-tamah, dan foto bersama para hadirin, termasuk Tim Program Tular Nalar 3.0, para mitra, undangan, dan rekan media.
Tentang Tular Nalar
Tular Nalar, program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana, telah muncul sebagai platform online pembelajaran utama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis. Dikembangkan bekerja sama dengan Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF pada tahap awal, Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam tiga tahun ini, dengan preferensi khusus untuk melibatkan first-time voters pre-lansia, dan lansia.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Tular Nalar, silakan kunjungi kami di https://linktr.ee/tularnalar
Tentang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks. Berdiri pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan. MAFINDO memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, edukasi publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumput.
Pelajari lebih lanjut tentang MAFINDO di https://www.mafindo.or.id/tentang-kami/
Tentang Relawan TIK
Relawan TIK Indonesia, didirikan pada tahun 2008 oleh Bambang Soeprijanto, mantan Direktur Pemberdayaan Informatika, sebagai wadah kolaboratif bagi aktivis dan praktisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia. Organisasi ini bertujuan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan di bidang TIK tanpa keuntungan finansial, menjadi pusat pertemuan, komunikasi, dan koordinasi bagi berbagai pemangku kepentingan. Pada tanggal 4-6 Juli 2011, atas dorongan kuat dari Mariam F Barata dan Ashwin Sasongko, terbentuklah Relawan TIK sebagai organisasi resmi dengan pengesahan AD/ART dan pengurus nasional periode pertama. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di https://relawantik.or.id/profil/.
Tentang Jabar Bergerak Zillenial
Jabar Bergerak Zillenial adalah sebuah Non Governmental Organization (NGO) yang mewadahi anak muda Jawa Barat untuk berkolaborasi dalam berbagai aksi kemanusiaan dan pendidikan. Organisasi ini didirikan pada 6 Juni 2020 oleh Alm. Emmeril Kahn Mumtadz atau dikenal sebagai Eril. Dengan visi mewujudkan Anak Muda Jawa Barat yang aktif, adaptif, dan kolaboratif, Jabar Bergerak Zillenial memiliki slogan ‘Kami Muda Siap Aksi’ yang menjadi pelengkap setiap misi yang dijalankan.
Ketahui lebih lanjut mengenai Jabar Bergerak Zillenial di https://www.instagram.com/jaberzillenial
Tentang Next Generations Indonesia
NXG Indonesia adalah komunitas yang bergerak pada isu literasi digital, berdiri sejak November 2011 di Bandung. Awalnya NXG Indonesia fokus pada isu pemantauan konten video game. NXG Indonesia membuat rating video game, kemudian melakukan empowering kepada orang tua melalui kelas-kelas orang tua tentang kenapa orang tua harus melek isu digital literasi(termasuk video game), memahami sistem rating hingga pemanfaatan fitur parental kontrol. Lebih lanjut tentang NXG : https://nxgindonesia.or.id/
Tentang Google.org
Google.org, sisi filantropis dan persembahan terbaik dari Google untuk membantu memecahkan beberapa tantangan terbesar umat manusia yang menggabungkan pendanaan, donasi produk, dan keahlian teknis untuk mendukung komunitas yang kurang terlayani dan memberikan kesempatan bagi semua orang. Google.org melibatkan organisasi nirlaba, perusahaan sosial, dan entitas sipil yang menciptakan dampak signifikan pada komunitas yang mereka layani, dan yang kegiatannya berpotensi menghasilkan perubahan sosial yang terukur.