10 Tips Menyikapi Hoax Kesehatan

dr. Indra K Muhtadi, 6 Mei 2024
Semua topik yang dapat memancing minat orang untuk memperhatikan dan membicarakannya selalu saja rentan untuk dijadikan objek hoax atau misinformasi. Sering dijadikan objek oleh pihak yang ingin mengambil keuntungan pribadi atau organisasinya. Salah satu topik “seksi” tersebut adalah topik kesehatan. Sangat banyak sekali beredar misinformasi tentang kesehatan di media, terutama internet. Sebagian misinformasi itu sengaja dibuat untuk menjadi bahan bakar kontroversi yang sudah terjadi atau lahir dari ketidaksengajaan walaupun akhirnya menjadi viral dan menyesatkan. Sudah saatnya kita dapat kritis menyikapi hoax kesehatan ini dengan mengetahui penyebab, jenis, dan cara untuk mendeteksinya.

Jenis Hoax Kesehatan
Kita bisa mengkategorikan misinformasi tentang kesehatan ini berdasarkan jenis atau temanya. Di Indonesia yang paling sering adalah tentang:

Kelima tema di atas tidak hanya mempengaruhi masyarakat yang awam terhadap medis, tetapi juga kalangan medis sendri dan pemerintah sebagai pembuat regulasi

Tips Terhindar Menjadi Korban Hoax Kesehatan
Sebenarnya tidak sulit untuk bisa terhindar dari menjadi korban hoax atau misinformasi tentang kesehatan. Berikut beberapa tips-nya:

  1. Waspada terhadap judul yang sensasional, karena bila terlalu sensasional sering sekali dibuat hanya untuk memancing pembaca dan berisi narasi misinformasi.
  2. Kritis terhadap suatu cerita tentang issue kesehatan yang dikaitkan dengan sebuah bukti, karena sering juga hanya untuk memancing saja. Cobalah untuk mencari berita pembanding dari sumber lainnya.
  3. Waspada terhadap narasi yang hanya menampilkan data yang mendukung klaim yang disampaikan saja, karena sebuah informasi medis harus berimbang.
  4. Waspada terhadap hubungan sebab akibat dari suatu narasi misinformasi, kerena belum tentu hal satu ada korelasinya dengan hal lainnya.
  5. Mengerti perbedaan antara informasi pada website resmi dengan yang dibuat oleh content creator dengan tujuan beriklan. Carilah informasi dari sumber asalnya.
  6. Kritis menghadapi klaim suatu produk, karena tidak sedikit perusahaan mempekerjakan ilmuan untuk membuat penelitian, dengan hasil yang memang sudah dirancang mendukung produk yang dipasarkan.
  7. Curigai bila suatu narasi berisi sebuah spekulasi, karena dalam dunia kedokteran hasil harus disimpulkan dari fakta yang didapat dalam sebuah penelitian.
  8. Kritis bila ada bukti yang menampilkan sample size yang sedikit, seperti hanya menampilkan testimoni beberapa orang saja lalu mengklaim produk/metodanya berhasil.
  9. Kritis bila sample atau testimoni hanya berasal dari satu kelompok saja lalu mengklaim produk/metoda yang sedang ditawarkan berhasil. Karena di dunia kedokter-an suatu obat/metoda harus bersifat untuk umum.

Waspadai bila penelitian yang dijadikan dasar tidak menggunakan control group dan tidak dilakukan dengan cara random blind.