Pertajam Daya Ingat Anak Dengan Beragam Aktifitas

Aktifitas mengingat pada anak bisa menstimulasi ketajaman daya Ingat pada anak, apalagi di usia emas mereka. Nah, tinggal kita sebagai orang tua, menyiasati kapan dan bagaimana agar daya ingat mereka terjaga dengan baik, sehingga proses belajar mereka aman tanpa kendala. Secara naluri kita akan bisa mengingat kenangan-kenangan indah dimasa kecil. Jadi, peran orang tua, bagaimana membuat suasana yang menyenangkan,membuat hari-hari mereka ceria.

Beragam aktivitas atau stimulasi untuk meningkatkan daya ingat anak sejak usia dini, jenis dan lokasinya.

Daya Ingat Anak Perlu Ditingkatkan pada Usia Dini

Ayah dan Bunda akan berperan lebih besar dalam menjaga dan meningkatkan daya ingat anak,  yang berperan sebagai “guru” di rumah, tujuannya untuk menumbuhkan minat belajar dan keterampilan mengingat.

Rutinitas atau jadwal yang sudah disepakati bersama antara anak dan ortu,  menjadi kunci dalam proses peningkatan daya ingat, seperti :

1. Tidur yang Cukup

Penelitian membuktikan bahwa tidur berkualitas, dapat berdampak positif pada kemampuan memori anak.

Dengan kemampuan memori yang baik, anak akan lebih optimal untuk menghafal, mempertahankan, mengingat kembali, dan menggunakan pengetahuan baru mereka di kemudian hari untuk belajar dan memecahkan masalah.

Kebutuhan tidur anak pun bisa berbeda-beda, tergantung usianya. Pada usia 1-3 tahun anak akan membutuhkan waktu tidur 11-14 jam setiap hari, yang termasuk tidur siang.

2. Mulai dengan kebiasaan Membaca

Membaca nyatanya tidak cuma bermanfaat untuk mengasah keterampilan bahasa anak, tapi juga sekaligus mampu mempertajam daya ingatnya. Membaca secara aktif di sini maksudnya mempertanyakan isi, memvisualisasikan bacaan, menghubungkan sebuah poin dengan pengetahuan yang sudah dimiliki, dan mengevaluasi teks yang sudah dibaca supaya si Kecil dapat memahami konteks dan informasi yang ada di dalamnya. Jadi, tidak sekadar melafalkan kata-kata yang tertera di buku dengan suara lantang.

Biarkan mereka memilih bacaan yang mereka suka, yang sesuai dengan usia mereka. Sedikit-sedikit diarahkan pada bacaan yang mengandung unsur pendidikan. 

Setelah mereka menyelesaikan satu buku, coba diajak berdialog, tanyakan apa isi dari buku yang telah dibaca, lebih jauh jika memungkinkan, tanyakan pesan dalam buku tersebut. Jika belum paham, arahkan untuk memahami pesan moral yang ada dalam buku. Nah, berarti kita sebagai orang tua juga harus membaca, apa yang mereka baca.

3. Rutin Olahraga

Penelitian menyebutkan bahwa olahraga bisa membantu sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. 

Banyak penelitian menunjukkan bahwa orang yang rajin beraktivitas fisik atau olahraga teratur memiliki volume hippocampus (bagian otak yang mengontrol pemikiran dan ingatan) yang lebih besar daripada orang tidak suka berolahraga. Olahraga juga dapat meningkatkan memori dan berpikir secara tidak langsung dengan cara meningkatkan suasana hati dan kualitas tidur anak.

Jenis olah raga pun harus disesuaikan dengan kesenangan mereka, banyak alternative seperti, jalan santai, jogging, berenang, dan bersepeda. Biasakan anak melakukan berbagai kegiatan fisik agar ia bisa menemukan mana yang paling ia sukai. Dengan begitu, si Kecil akan menganggap rutinitas olahraga sebagai yang menyenangkan, bukan suatu “tugas” atau “kewajiban”.

4. Pendekatan Multisensori

Aktifitas ini membutuhkan alat peraga, agar anak bisa dengan tepat merasakan motorik dan pancaindranya bekerja. Misalnya saat Bunda membuat kue, mulai dari menimbang bahan, mencampurkan bahan, sampai pada memasukan adonan pada oven. 

Teknik pembelajaran ini disebut juga sebagai sensory play dan sudah banyak diteliti manfaatnya untuk membantu meningkatkan daya ingat anak.

Penelitian membuktikan bahwa permainan sensori dapat memperkuat koneksi saraf di jalur otak. Penguatan koneksi antar saraf otak ini akan mengarah pada kemampuan ingatan yang lebih kuat dan juga membangun fondasi untuk keterampilan belajar yang lebih rumit di masa depan, termasuk yang berkaitan dengan keterampilan bahasa dan pemecahan masalah.

5. Ajak Anak Menggambar

Tidak semua anak bisa dan menyukai aktifitas menggambar, apalagi jika orang tua juga tidak terlalu mampu menggambar. Jadi, dalam hal ini, kita hanya cukup mengawasi seberap besar minat mereka dalam aktifitas ini. Namun jika dirasakan penting ada baiknya mengundang guru gambar. Dengan menggambar, imajinasi, gerak tangan dan perasaan bekerja bersama-sama, dalam membentuk gambar. Tidak perlu khawatir dengan penilain sebagaus apa hasilnya, tetapi amati prosesnya. 

7. Permainan Berstruktur

Bisa dimulai dengan mengurutkan alfabet atau menyusun balok dengan berbagai warna. Aktifitas atau tindakan berulang, mampu mempertajam dan meningkatkan memori jangka panjang si Kecil.  Setiap aktifitas yang disukai oleh anak adalah kunci mereka melakukannya dengan rasa senang dan melibatkan semua anggota keluarga. Sehingga terjalis interaksi yang sehat dan saling membantu.