Cermat Mengonsumsi Makanan Olahan dan Beku

30 Desember 2023

Di era modern seperti sekarang, untuk mendapatkan makanan semakin mudah. Bahkan ada yang sudah ready dan hanya butuh dipanaskan, lalu bisa langsung dinikmati. Ada juga makanan yang dibekukan sehingga tinggal digoreng sebentar dan langsung bisa disantap. Makanan tersebut disebut sebagai makanan olahan (processed food) dan makanan beku (frozen food). Dari kaca mata kesehatan, aman-aman saja bila kita mengkonsumsi processed dan frozen food tersebut, selama tidak berlebihan. Artikel kali ini akan membahas kategori dari makanan-makanan olahan dan apa bahayanya bagi kesehatan kita bila konsumsi terlalu banyak atau terlalu sering.

 
Makanan Beku (Frozen Food)
Banyak bahan makanan segar yang sengaja dibekukan dalam distribusi dan penyimpanannya, agar tetap segar ketika sampai ke konsumen. Tindakan membekukan makanan ini tidak melulu menyebabkan makanan tersebut menjadi lebih buruk untuk dikonsumsi, bahkan justru lebih menjamin keamanannya untuk tidak cepat rusak karena pembusukan. Yang sering dibekukan dalam kondisi mentah adalah semua jenis daging dan produk hewani segar dan sayur-sayuran segar. Namun Istilah frozen food kini semakin luas karena sebagian besar makanan olahan dijual dalam keadaan beku, sehingga asosiasi makanan beku sering kali dikaitkan dengan makanan olahan yang masuk dalam kategori NOVA group 4 seperti yang dijelaskan di atas, terutama diasosiasikan dengan processed meat atau daging olahan.
 
Processed Meat (Daging Olahan)
Daging olahan adalah sumber dari bahan hewani seperti sapi, ayam, ikan, dll., yang telah melewati proses pengolahan terutama untuk pengawetan seperti pengerasan (curing), penggaraman, pengasapan, pengeringan, dan pengalengan. Jenis daging olahan yang sering dijumpai adalah sosis, hot dogsalamihamcorned beef, daging asap, daging kering, dll. Kalau hanya dibekukan dan dipotong-potong, tidak dikatakan sebagai daging olahan, melainkan masuk ke klasifikasi NOVA group 1. Mengkonsumsi daging olahan selalu dikaitkan dengan efek buruk bagi kesehatan dan kejadian penyakit-penyakit kronis, karena penelitian menunjukkan orang gemar mengkonsumsi daging olahan beresiko besar untuk menderita berbagai penyakit. Berikut kandungan dalam daging olahan yang berbahaya bagi tubuh:

  1. N-Nitroso compounds dan Nitrosamines. Adalah zat karsinogenik (pencetus kanker) yang ada dalam produk daging olahan dalam bentuk sodium nitrat yang sengaja ditambahkan sebagai pengawet, mencegah pertumbuhan bakteri,  dan pemberi warna merah pada daging. Sodium nitrat dalam daging olahan dapat berubah menjadi N-nitroso compounds yang berbahaya.
  2. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs). Adalah zat karsinogenik yang banyak terdapat dalam daging asap atau daging yang dipanggang. Zat ini muncul dari bahan pengasap seperti kayu atau arang yang terbakar, tetesan lemak pada permukaan panas, dan daging yang gosong.
  3. Heterocyclic Amines (HCAs). Adalah zat karsinogenik yang terbentuk ketika produk hewani seperti daging atau ikan dipanaskan dalam suhu yang tinggi.

Sodium chloride atau NaCl alias garam. Yang menjadi berbahaya adalah kandungan natrium yang tinggi pada daging olahan yang sengaja ditambahkan dengan tujuan pengawetan dengan cara diasinkan. Diet tinggi natrium akan memperberat kerja jantung dan mengganggu kerja ginjal. Selain itu dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri Helicobacter pylori di dalam lambung.

Haruskah Menghindari Makanan Olahan?
Kita tidak pula harus serta-merta menghindari makanan olahan, karena salah satu keuntungan hidup di dunia modern adalah tersedianya kemudahan-kemudahan dalam hidup kita, termasuk dalam memenuhi kebutuhan makanan. Jangan menyalahkan produsen atau pihak yang membuat makanan olahan tersebut bila sampai terkena efek negatif dari makanan olahan, karena kesalahan akan selalu terletak pada orang yang mengkonsumsinya. Jadi makanan olahan ini bukan untuk dihindari 100%, tapi harus dijaga kuantitas konsumsinya. Pahami kandungan dari makanan olahan. Contohnya cereal untuk makanan pagi, yang karena mengandung gula yang tinggi, maka harus diperhatikan bila akan dikonsumsi oleh anak yang menderita obesitas, atau oleh orang dewasa yang memang harus menjaga asupan gulanya.
 
Gaya Hidup Tidak Sehat & Makanan Olahan
Ada kecendrungan di dunia, bahwa mereka yang gemar mengkonsumsi ultra processed food dalam frekuensi sering atau dalam jumlah besar adalah mereka yang memang juga memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Penelitian menunjukkan mereka yang jarang olahragamerokok, tidak pernah memeriksa kesehatan secara rutin, tidak menggemari makanan berserat; adalah mereka yang gemar untuk mengkonsumsi ultra processed food on daily basis (hampir setiap hari). Akhirnya kombinasi dari jenis makanan yang dipilih tersebut di tambah dengan gaya hidup yang memang tidak sehat, membuat mereka tambah beresiko menderita berbagai macam penyakit.
 
Efek Negatif bila Berlebihan
Bisa dilihat benang merah dari uraian di atas bahwa yang menjadi buruk dan berbahaya itu bukan hanya dari jenisnya, melainkan juga dari jumlah atau porsi yang dikonsumsi. Jangankan makanan olahan, bahkan makanan sehatpun bila dikonsumsi berlebihan menjadi tidak baik bagi tubuh dan kesehatan kita. Khusus untuk ultra processed food bila dikonsumsi secara berlebihan baik dari segi frekuensi atau pun kuantitasnya, sudah dilaporkan oleh penelitian bisa sampai mengurangi usia harapan hidup seseorang. Hal ini disebabkan karena ultra processed food sangat bisa mencetus penyakit sbb.:

How Much is Too Much?
Bagi mereka yang menggemari makanan olahan, untuk meninggalkannya sama sekali sepertinya akan menjadi tantangan yang sangat besar. Namun mereka harus belajar untuk tidak mengkonsumsinya terlalu banyak seperti sebelumnya. Jadi Berapa sih batasan terlalu banyak itu? Menurut Kristin Kirkpatrick, seorang ahli gizi dari Cleveland Clinic Wellness Institute di Ohio, mengkonsumsi daging olahan sekali sehari saja sudah terlalu banyak. Namun penelitian menunjukkan batasan untuk daging olahan adalah di bawah 6 kali dalam sebulan. Untuk ultra processed food selain daging olahan, batasannya lebih longgar yaitu disesuaikan dengan angka pada hasil laboratoriumnya masing-masing. Pastikan saja bahwa makanan dalam NOVA group 4 tidak mendominasi diet dalam keluarga Anda yang harus lebih mengutamakan makanan non olahan atau makanan segar.