SHIFTING FROM START UP TO CORPORATE ENTREPRENEURSHIP: CHANGE MINDSET MANAJEMEN DAN KARYAWAN
Salah satu tantangan yang harus diselesaikan oleh seorang entrepreneur ketika harus shifting dari Start Up ke Corporate Entrepreneurship adalah Mindset Kewiruasahaan atau Entrepreneurial Mindset. Hal ini juga, berlaku bagi perusahaan yang selama ini belum menerapkan corporate entrepreneurship di perusahaan, karena tidak memahami pentingnya corporate entrepreneurship di perusahaan saat ini, ditengah perubahan lingkungan bisnis yang bersifat VUCA, volatality, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity.
Lingkungan Bisnis setiap entrepreneur, menjadi konteks mengapa perusahaan dituntut untuk shifting; karena akan berdampak pada keunggulan bersaing yang berkelanjutan atau Sustainable Competitive Advantage. Mengapa? Karena shifting, bisa mengantisipasi perubahan lingkungan yang selalu dinamis, tidak pasti, tidak bisa dikontrol dan mengalami turbulensi dengan sebuah strategi yang tepat.
Jika tidak dilakukan, akibatnya, perusahaan tidak akan bisa mencapai tujuan atau kinerja tidak sesuat dengan target yang ditetapkan oleh pemegang saham atau pemilik perusahaan. At the end of the day, perusahaan nya merugi, tidak bisa tumbuh, tidak bertahan lama dan akhirnya tutup. Mau bukti? Tentu banyak terjadi di sekitar teman-teman.
Banyak faktor keterlambatan shifting atau perubahan mindset entrepreneur, dari seorang start up menuju corporate entrepreneurship :
1. Terbatasnya pemahaman akan konsep entrepreneurship
Konsep entrepreneurship harus dipahami dengan baik oleh start up dan pemilik perusahaan, karena konsep ini yang benar-benar dibutuhkan, saat menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Entrepreneurship merupakan pola pikir yang berubah, sikap mental dalam melihat atau menciptakan peluang, menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri sebagai pemilik (profit), orang lain seperti karyawan, masyarakat (People), alam (planet) dalam jangka panjang (sustain) serta tumbuh dan berkembang (growth).
Konsep ini, akan diturunkan kepada seluruh tim di perusahaan, mulai level manajemen tingkat atas sampai dengan karyawan biasa. Ada perubahan pola pikir yang harus dilakukan oleh manajemen dan karyawan, agar bisnis yang dijalankan, berbasis kepada peluang yang bisa diciptakan ataupun dilihat atau berasal dari luar perusahaan, Ingat ! peluang itu ada di konsumen yaitu masalah mereka ataupun kebutuhan mereka. Bagi entrepreneur dan manajemen serta karyawan, masalah dan kebutuhan konsumen, adalah peluang untuk menciptakan produk sebagai solusi.
2. Terbatasnya mindset kewirausahaan yang ditandai oleh dimensi mindset
Mindset kewirausahaan memiliki beberapa dimensi yang harus diajarkan dan didorong untuk dimiliki. Mulai dari visi, mencari dan memanfaatkan peluang, berfikir kreatif dan inovatif, berfikir dan bertindak cepat, berorientasi pada konsumen, berorientasi pada pertumbuhan usaha, memiliki pemahaman atas manajemen resiko serta bisnis sebagai ibadah.
Dimensi mindset ini harus dimiliki oleh setiap entrepreneur dan juga manajemen serta karyawan perusahaan. Dorong mereka untuk memiliki mindset tersebut.
3. Keterbatasan kompetensi entrepreneurship
Menjadi seorang entrepreneur (manajemen dan karyawan) harus memiliki mindset kewirausahaan, diperlukan kompetensi yang diantaranya adalah pemahaman bisnis yang dijalankan, sikap profesional dan juga manajemen mulai dari manajemen strategi, keuangan, pemasaran, operasi, sumber daya manusia, digitalisasi, manajemen resiko dan manajemen inovasi.
Wajib ! Manajemen dan karyawan perusahaan memiliki kompetensi dalam menjalankan aktivitas bisnis
4. Karakteristik kewirausahaan yang belum kuat dimiliki oleh para start up
Nah, ini yang paling penting, karena entrepreneur harus bisa mengembangkan karakteristik kewirausahaan dalam diri setiap manajemen dan karyawan. Beberapa karakteristik yang harus dikembangkan yaitu integritas, jujur, komitmen, disiplin, konsisten, Tugas entrepreneur mendorong manajemen dan karyawan memiliki karakter.
5. Konsep bisnis belum dipahami sebagai wadah menjalankan entrepreneurship
Ini yang menjadi titik kritis juga bagi setiap entrepreneur dan manajemen serta karyawan perusahaan karena mereka pada hakekatnya kudu memahami konsep bisnis dengan baik. Bisnis sebagai create money dan create value adalah konsep dasar yang dituangkan dalam kerangka bisnis dan organisasi yang menjalankan serangkaian aktivitas berupa finance, marketing, operation, HR, digitalisasi, manajemen resiko serta inovasi dalam mengelola sumber daya berupa man, money, machine, method, material, minute, market, information untuk menghasilkan produk berupa barang atau jasa sert untuk mencapai tujuan berupa profit, people, planet, sustain and growth.
Manajemen dan karyawan harus memiliki pemahaman bisnis yang baik, karena start from the end, berfikir dari akhir bahwa bisnis itu tujuan nya profit, people, planet, sustain and growth melalui serangkaian aktivitas mengelola sumber daya menghasilkan produk.
6. Kosep lingkungan bisnis belum dipahami serta dampaknya bagi bisnis
Lingkungan bisnis seringkali diabaikan oleh entrepreneur (start up entrepreneur) karena belum fokus karena merasa bisnisnya berdiri sendiri, tanpa ada variabel lain di luarnya. Padahal, ini membuat cara pandang start up entrepreneur menjadi buta,sehingga terlambat mengantisipasi perubahan tersebut dengan tidak menerapkan strategi.
Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang berada didalam ataupun luar perusahaan yang berdampak pada peluang atau ancaman, kekuatan atau kelemahan yang terdiri dari lingkungan internal berupa budaya perusahaan, finance, marketing, operation, human resource, inovasi, manajemen resiko, serta digitalisasi.
Adapun lingkungan eksternal berhubugnan dengan lingkungan eksternal mikro yaitu konsumen, pesaing, distributor dan supplier. Selain itu, lingkungan eksternal makro yaitu Politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, lingkungan geografi dan hukum.
Yang paling penting dipahami entrepreneur adalah bagaimana lingkugan bisnis itu berubah, tidak pasti, tidak bisa dikontrol dan mengalami turbulensi serta berdampak kepada usaha berupa peluang atau ancaman serta kekuatan atau kelemahan.
7. Terbatasanya pemahaman akan manajemen
Entrepreneur perlu memahami konsep manajemen sebagai konsep bagaimana bekerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Ada fungsi manajemen berupa finance, marketing, operation dan human resources serta manajemen sebagai proses planning, organizing, actuating sampai dengan controlling.
Tentu ini menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar bagi setiap start up dalam menumbuhkembangkan bisnis saat ini. Padahal, inilah yang harus dimiliki oleh seluruh tim yang ada di perusahaan, mulai manajamen tingkat atas sampai dengan staff. Tidak mudah memang untuk merubahnya, tetapi inilah yang harus dilakukan untuk membuat bisnis bisa profit, people, planet, sustain dan growth.
Yuk, entrepreneur perlu dituntut untuk melakukan shifting dari start up entrepreneurship menjadi corporate entrepreneurship