Pembangunan Berkelanjutan Melalui Ketahanan Energi untuk Kesejahteraan

K-LITE FM BANDUNG – Energi terbarukan yang sekarang harus disosialisasikan harus memiliki orientasi, sumber energi yang berasal alam yang mampu digunakan dengan bebas, mampu diperbarui terus-menerus serta tak terbatas. Setiap aktivitas yang dilakukan, kegiatan di rumah, bisnis soasial ddan lain sebagainya pastinya membutuhkan sumber daya, baik itu terbarukan ataupun tidak.

Namun, penggunaan sumber energi terlalu masif sukses membuat lingkungan alam menjadi kacau dan rusak. Akhirnya, hasil dari pembuangan sumber energi tersebut polusi yang membahayakan kesehatan. Nah, salah satu Jenis energi yang terus dikembangkan oleh PT SEI adalah penangkapan energi radiasi tenaga surya atau sinar matahari.

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis, I Made Sandika Dwiantara.,ST.,MBA menjelaskan, “proses mengubah radiasi sinar matahari menjadi listrik, panas, atau air panas, diserap menggunakan solar panel (panel surya) kemudian mengubahnya menjadi tenaga listrik. Wilayah Jawa Barat secara astronomis terletak di 5°50’–7°50′ LS, berarti Jawa Barat memiliki potensi paparan tenaga surya yang cukup besar dan lama penyinaran matahari harian yang cukup panjang

. Berdasarkan hasil kajian sebelumnya, paparan surya harian Jawa Barat berkisar antara 4,18 kWh/m2 hingga 5,00 kWh/m2. Potensi paparan surya tertinggi berada di wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi, sementara potensi paparan surya terendah berada di wilayah sebagian besar Priangan Timur (Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, serta Kota Banjar).

Dengan teknologi solar panel yang dikembangkan PT SEI, akan berdampak pada nilai ekonomi yang besar. Sementara Permadi Mohamad Nurhikmah,.S.T.,M.T. (Kepala Bidang Energi Pemprov Jabar) menyebutkan, “Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya menekan laju pertumbuhan kebutuhan listrik agar masyarakat lebih efisien dalam menggunakan listrik serta berupaya mengalihkan sumber energi kelistrikan kepada energi baru dan terbarukan. Selain itu, suplai listrik perlu dijamin stabil dengan daya yang mencukupi kebutuhan yang terus berkembang. Strategi yang akan dilakukan dibagi menjadi dua sisi, yaitu sisi rekayasa permintaan dan sisi penyediaan.

Lampu penerangan di seluruh wilayah Jawa Barat adalah potensi yang besar untuk dihemat kebutuhan listriknya. Penghematan ini tentunya bukan mematikan lampu tersebut karena akan mengurangi penerangan, tetapi menggunakan energi terbarukan untuk sumber daya lampu tersebut. Sumber daya yang paling memungkinkan dan mudah untuk diterapkan adalah energi surya. Untuk beberapa daerah di Jawa Barat seperti di Tol Purbaleunyi (Cipularang), penggunaan lampu jalanan bertenaga surya ini sudah efektif menggantikan lampu bertenaga listrik konvensional.

Dengan demikian, untuk menghidupkan lampu-lampu ini tidak membutuhkan interkoneksi kepada jaringan listrik Jawa-Madura-Bali. Sejumlah wilayah di Jalur Pantura Jawa Barat juga telah menggunakan tenaga surya untuk penerangannya. Ke depannya aplikasi ini harus lebih diperluas dan dipercepat, terutama untuk lampu jalan, lampu taman, dan lampu fasilitas publik lainnya. Termasuk arahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, bahwa Pabrik-pabrik di Jawa Barat wajib menggunakan Energi Matahari utnuk proses produksinya.