Bali Declaration Dorong Implementasi Tax Transparency Inklusif

K-lite FM,- Pertemuan level menteri Asia initiative dan penandatangan Bali Declaration digelar pada 14  Juli 2022 di Nusa Dua, Bali, dan dihadiri langsung oleh Menteri Keuangan, pimpinan otoritas pajak dan perwakilan  beberapa delegasi yurisdiksi Asia serta organisasi internasional sebagai patner Asia Initiative. 

Agenda pertama pertemuan tingkat menteri membahas tantangan dan manfaat dari implementasi standar pertukaran informasi (exchange of information/EOI) serta keterbukaan untuk tujuan perpajakan (tax transparency). 

Selain itu dibahas pula mengenai dukungan yang akan diberikan oleh Asia Initiative, Global Forum on Transparency and Exchange of Information for Tax Purposes (Global Forum) dan organisasi patner dalam  mendorong yurisdiksi-yurisdiksi di Asia untuk mengimplementasikan EOI dan tax transparency. 

Menteri Keuangan, Sri Mulyani sebagai Chair pada ministerial meeting menyampaikan bahwa walaupun 
manfaat yang diterima dari implementasi EOI dan tax transparency sangat besar, namun tantangan yang dihadapi 
untuk mengimplementasikan juga besar. 

Oleh karena itu, diperlukan komitmen dan dukungan politik dari pimpinan yurisdiksi sebagai sinyal untuk mau bergabung dalam kerjasama transparansi global untuk melawan  penghindaran pajak (tax evasion) dan aliran dana ilegal (illicit financial flows).

“Apabila dukungan dari level atas telah didapatkan, langkah selanjutnya adalah memberikan  dukungan teknis untuk implementasi standar EOI dan tax transparency yang akan berbeda-beda tergantung dari  kesiapan setiap yurisdiksi,”kata Menkeu, Jumat (15/7/2022)

“Peran Asia Initiative sangat krusial dalam mengakselerasi agenda tax transparency
dan implementasi EOI di kawasan Asia,”sambungnya

Agenda kedua yaitu penandatanganan Bali Declaration yang merupakan perwujudan dukungan politik  dari pemimpin yurisdiksi Asia dalam pembentukan Asia Initiative dan akselerasi agenda tax transparency di 
kawasan Asia. 

Bali Declaration ditanda-tangani oleh 11 yurisdiksi yaitu Brunei Darussalam, Hong Kong (SAR), India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Macau (SAR), Malaysia, Maladewa, Singapura, dan Thailand. 

Dalam penandatanganan tersebut, selain Menteri Keuangan Indonesia, Menteri Keuangan dari India, Jepang dan  Singapura turut hadir secara langsung untuk menandatangani Bali Declaration. 

Sedangkan organisasi/lembaga 
internasional yang menjadi partner dari Asia Initiative adalah Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC), Study Group on Asia-Pacific Tax Administration and Research (SGATAR) serta World 
Bank.

Pada Plenary Meeting of the Global Forum bulan November 2021, Sri Mulyani memberikan dukungan  atas rencana pembentukan Asia Initiative. Sebagai kelanjutan, pada 16 Februari 2022, dilaksanakan pertemuan  Asia Initiative yang pertama di Jakarta secara hybrid dan dihadiri oleh perwakilan pimpinan otoritas pajak dari  yurisdiksi Asia. 

Direktur Jenderal Pajak, Suryo Utomo menjadi chair dalam pertemuan tersebut dan memimpin pembahasan tentang tata kelola pembentukan Asia Initiative.

Rangkaian acara penandatanganan Bali Declaration ditutup dengan penyampaian kesimpulan dari  Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Sekretaris Jenderal OECD, Mathias Cormann. 

Sri Mulyani menyampaikan bahwa Asia Initiative diharapkan dapat menjadi platform bagi yurisdiksi kawasan Asia untuk saling bertukar pengetahuan, pengalaman serta keahlian terkait dengan implementasi tax transparency dan implementasi EOI. 

Pada akhirnya diharapkan Asia Initiative dapat mendorong perwujudan tax transparency secara global yang  inklusif. Mathias Cormann, Sekretaris Jenderal OECD menyampaikan bahwa Asia Inisiatif ini akan memperkuat  komitmen politik, menentukan prioritas regional, dan solusi khusus yang sesuai dengan tantangan di kawasan Asia. Model ini telah sukses sebelumnya di Afrika dan Amerika Latin.