Pemilik Perusahaan Selalu Menjadi Mentor Bagi Karyawan : Shifting From Start Up To Corporate Entrepreneurship
Meriza Hendri Kamis, 15 Februari 2024
Rumah BUMN Cirebon Bagi karyawan, mereka perlu mendapatkan seseorang yang dapat menjadi mentor dalam meningkatkan kemampuan berfikir mereka…
- SHIFTING TO CORPORATE ENTREPRENEURSHIP, TALENT CULTIVATION
- SHIFTING TO CORPORATE ENTREPRENEURSHIP; TALENT MAPPING KARYAWAN
- SHIFTING TO CORPORATE ENTREPRENEURSHIP: MENCIPTAKAN MUSUH BERSAMA BERASMA
Bagi karyawan, mereka perlu mendapatkan seseorang yang dapat menjadi mentor dalam meningkatkan kemampuan berfikir mereka, mulai dari critical thinking, creative thinking, innovative thinking, system thinking sampai strategic thinking. Karyawan tidak dapat berfikir sendiri karena mereka memiliki keterbatasan dan bahkan dengan aktivitas rutin yang dimiliki setiap hari, membuat mereka benar-benar terjebak dengan rutinitas.
Waktunya bagi setiap founder untuk bisa merubah pola pikirnya juga sekarang karena jangan hanya fokus pada aktivitas rutin karena itu sudah dijalankan oleh para karyawan tersebut. Logika dasarnya adalah apa yang menjadi masalah di perusahaan? Masalah utamanya adalah kemampuan berfikir dari setiap karyawan dan ini menjadi strategic issues yang seringkali tidak dipahami dengan baik oleh setiap founder, apalagi pada tahapan shifting from start up to corporate entrepreneurship.
Kesalahan terbesar yang dilakukan oleh para founder adalah tidak menyelesaikan akar masalah yang dihadapi karyawan. Ini point yang ditemukan dari berbagai kasus selama ini dan ketika akar masalah tidak diselesaikan, jelas sekali akan berdampak kepada masalah tidak akan selesai. Jelas sekali perlu mendapatkan perhatian setiap founder untuk bisa berhasil dalam tahap shifting dan juga bisa mencapai sustainable competitive advantage.
Yang perlu mendapatkan perhatian saat ini adalah bagaimana mindset founder untuk menjadi seorang mentor bagi karyawan mereka. Ini yang pertama kali perlu dimiliki oleh founder. Pola pikir yang berubah menjadi sikap mental dalam melihat kemampuan berfikir karyawan adalah aset yang harus dikembangkan agar mereka bisa bekerja secara optimal untuk membantu founder mencapai tujuan yang sudah dietapkan.
Yang kedua adalah, founder perlu meningkatkan kemampuan diri dalam hal thinking ability karena itu juga memerlukan kompetensi khusus. Kemampuan berfikir kritis menjadi dasarnya, yang dilanjutkan dengan kemampuan berfikir kreatif dan inovatif untuk mendapatkan ide-ide. Lalu, tingkatkan kekemampuan berfikir system dan strategic.
Yang ketiga adalah tingkatkan kemampuan menjalankan mentoring. Hal ini penting karena berhubungan dengan skill, knowledge dan attitude. Mentoring adalah sebuah aktivitas dan memerlukan ilmu yang sangat penting serta keterampilan yang dibutuhkan pun sangat khusus. Disinilah pentingnya seorang founder memiliki kompetensi mentoring yang akan digunakan dalam setiap aktivitas bersama karyawan tersebut.
Yang keempat adalah coaching yang memang juga berhubungan dengan karyawan. Bedanya, coaching seorang founder menjadi pelatih bagi karyawan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan khususnya dalam peningkatan kemampuan berfikir mereka. Coaching juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang sangat spesifik dan perlu dikembangkan terus oleh setiap founder dalam perusahaan
Yang kelima adalah bagaimana bagaimana founder dituntut untuk bisa terus menerus memberikan pelajaran kepada karyawan untuk bisa meningkatkan kemampuan berfikir mereka. Pendampingan kepada karyawan menjadi sebuah kebutuhan dan keharusan yang harus dilakukan agar bisa membuat mereka tumbuh dan berkembang dalam hal kemampuan berfikir. Nah, inilah yang perlu dilakukan oleh setiap founder untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berfikir setiap karyawan dan terlihat bagaimana peran straral dari founder untuk karyawan khususnya dalam peningkatan kemampuan berfikir stratejik mereka yang akan digunakan untuk membantu founder melakukan shifting dari start up ke corporate entrepreneurship.