Delapan Ekowisata Mangrove di Indonesia yang Kerap Dikunjungi

K-Lite FM,- Banyak tempat wisata yang kini dibangun dengan konsep ekowisata. Ekowisata ini merupakan wisata berwawasan lingkungan. Ekowisata juga berarti upaya memaksimalkan sekaligus melestarikan sumber daya alam dan budaya dari masyarakat setempat. Salah satu caranya dengan ekowisata mangrove, yakni wisata edukasi yang mengutamakan keindahan alami dari hutan mangrove serta makhluk hidup di dalamnya. 

Di Indonesia ada banyak sekali ekowisata mangrove yang tersebar di pesisir lautnya. Berikut ini adalah daftar ekowisata mangrove yang paling sering dikunjungi di Indonesia.

Ekowisata Mangrove Paling Sering Dikunjungi

1. Ekowisata Mangrove Wonorejo

Ekowisata Mangrove Wonorejo berada di Jalan Raya Wonorejo, Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Di tempat wisata ini pengunjung bisa menikmati suasana sejuk dari hutan mangrove serta bisa menyewa kapal motor untuk berkeliling di sekitar kawasannya. 

Di antara hutan mangrove, dibuat jembatan yang biasa digunakan untuk berjalan-jalan atau bahkan jogging. Saat air pasang pun pengunjung tidak perlu khawatir karena jembatannya dibangun agak tinggi dari permukaan airnya. Pengunjung juga dapat melihat keindahan di dalam hutannya serta mengamati satwa seperti burung, reptil, dan hewan kecil lainnya. 

2. Ekowisata Mangrove Cengkrong

Tempat selanjutnya berlokasi di Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Jawa Timur. Lokasinya berdekatan dengan Pantai Prigi yang merupakan pantai terkenal di Trenggalek. Keunikan Ekowisata Mangrove Cengkrong ini adalah pemandangan belakangnya berupa perbukitan hijau dan asri. 

Ada banyak satwa yang bisa diamati seperti bangau, burung cerek kenyut (Pluvialis fulva), prenjak rawa (Prinia flaviventris), prenjak padi (Prinia inornata), dan masih banyak lagi. Pengunjung juga bisa melihat satwa lain seperti biawak, ikan, dan ular yang melintas sesekali. 

3. Ekowisata Mangrove Lembung

Ekowisata satu ini berlokasi di Bangkal, Lembung, Galis, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, namanya adalah Ekowisata Mangrove Lembung. Ekowisata yang memiliki konsep ramah lingkungan, konservasi, sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat. Mulai dari cara pembibitan dan penanaman mangrove sampai budidaya berbagai jenis kerang, kepiting, serta lebah. 

Nantinya juga terdapat Taman Baca Mangrove yang dapat digunakan untuk menyimpan berbagai buku terutama yang berhubungan dengan konservasi dan pelestarian lingkungan. Tentunya dengan berwawasan lingkungan dan edukasi ini sangat cocok sebagai tempat liburan bagi keluarga.

4. Ekowisata Mangrove Superberu Bawean

Berpindah ke Kabupaten Gresik juga terdapat ekowisata yang layak untuk dikunjungi. Tempat tersebut adalah Ekowisata Mangrove Superberu yang juga dibangun untuk melestarikan flora dan fauna di sekitarnya. Di sini lebih banyak terlihat bangau dan biawak karena lingkungannya terdapat banyak sumber makanan yang melimpah. Selain itu juga ada burung-burung kecil lain yang hinggap di ranting pohon mangrovenya. 

Pengelola Ekowisata Mangrove Superberu Bawean juga menyediakan fasilitas tambahan seperti permainan ATV, snorkeling, diving, serta spot untuk memancing. Tak ada salahnya untuk menyempatkan datang ke ekowisata satu ini untuk menambah pengetahuan atau sekedar refreshing menenangkan pikiran. Pengunjung bisa datang ke ekowisata ini pada jam 7 pagi hingga 5 sore.

5.Ekowisata Mangrove Tanjung Batu Lombok
Dikenal dengan keindahan alam sekitarnya, Ekowisata Mangrove Tanjung Batu Lombok makin digemari wisatawan. Padahal ekowisata ini baru dibuka pada 4 Juni 2020 lalu, namun sudah mendapatkan banyak kunjungan dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Wisatawan bisa melihat keanekaragaman flora dan fauna yang ada di dalam ekowisata mangrove ini. Bahkan jika beruntung bisa melihat beberapa jenis burung yang sedang bermigrasi.

Ekowisata Mangrove Tanjung Batu Lombok juga menjadi habitat satwa yang bisa dikonsumsi seperti udang, ikan, dan kepiting. Berkat adanya ekowisata ini dapat membantu masyarakat sekitar untuk meningkatkan hasil tangkapan laut dan budidaya mereka. Fasilitas yang disediakan oleh pengelola terbilang cukup lengkap. Mulai dari toilet yang bersih, warung makan, gazebo, hingga persewaan perahu juga ada. Wisatawan bisa datang langsung ke Sekotong Tengah, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

6. Ekowisata Mangrove Pagatan Besar

Ekowisata ini mulai dikembangkan pada 2016 dengan penanaman bibit mangrove secara besar-besaran sebagai penahan abrasi laut. Saat ini sudah menjelma menjadi hutan mangrove yang cukup luas. Tidak hanya sebagai penahan abrasi saja, keberadaan ekowisata ini juga dikembangkan masyarakat sekitar sebagai lahan untuk menangkap berbagai jenis biota laut seperti kerang, kepiting, ikan, biawak, dan udang. 

Jenis mangrove yang lebih banyak ditanam adalah jenis Avicennia albaAvicennia officialis, dan Avicennia marina yang merupakan jenis perintis untuk membentuk sedimentasi tanah. Diprediksi bahwa kawasan ini akan lebih luas lagi beberapa tahun ke depan dengan semakin banyaknya mangrove yang ditanam. Menurut wisatawan yang sudah pernah datang ke Ekowisata Mangrove Pagatan Besar, pemandangan sunset di tempat ini sangat menawan. Itulah mengapa saat sore hari lebih banyak pengunjung yang datang dibandingkan saat pagi hari.

7. Ekowisata Hutan Mangrove Pantai Mekar

Di Pantai Mekar, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat juga terdapat ekowisata mangrove yang bisa dikunjungi. Ekowisata mangrove ini memiliki track untuk jalan kaki yang lumayan panjang. Sebelum 2016, masyarakat sekitar sering menebang pohon mangrove untuk dijadikan sebagai lahan pemukiman atau tambak, namun lambat laun kondisinya sangat memprihatinkan akibat abrasi laut yang berlebihan.

Masyarakat mulai menaruh perhatian lebih untuk menyelesaikan masalah tersebut. Mereka mengubah kawasan abrasi ini menjadi ekowisata yang menguntungkan. Setidaknya, masyarakat sekitar kini mulai bisa merasakan manfaatnya. Mulai dari tangkapan laut yang lebih banyak, memproduksi hasil pengolahan mangrove sebagai oleh-oleh, serta membuka warung untuk melayani pengunjung yang datang. Bahkan banyak masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai nelayan kecil menyewakan perahu mereka sebagai perahu wisata.