Alasan Harus Menjaga Kebiasaan Puasa Ramadhan

Indra K. Muhtadi

2 April 2024

Pendahuluan
Banyak manfaat puasa bagi kesehatan kita. Bukan sekedar aktivitas puasanya, tapi semua aturan dan cara berpuasanya merupakan program menyehat-kan dan menyegarkan jiwa dan raga; asal dijalani dengan benar. Tapi sayang, semua yang telah berhasil dicapai selama satu bulan tersebut bisa rusak hanya dalam waktu dua hari saja; yaitu ketika berlebaran yang tidak menjalani sunnah & anjuran kesehatan.
 
Puasa dan Tubuh Manusia
Perubahan yang terjadi pada tubuh selama berpuasa tergantung pada keterlanjutan aktivitas puasa. Dengan berpuasa secara berkesinambungan selama 12-16 jam (di Indonesia sekitar 14 jam), untuk 29-30 hari, serta tidak memantang jenis nutrisi tertentu selama diizinkannya makan saat berbuka dan sahur; maka tubuh akan merasakan manfaatnya.

Perubahan yang terjadi pada tubuh selama berpuasa tergantung pada keterlanjutan aktivitas puasa. Dengan berpuasa secara berkesinambungan selama 12-16 jam (di Indonesia sekitar 14 jam), untuk 29-30 hari, serta tidak memantang jenis nutrisi tertentu selama diizinkannya makan saat berbuka dan sahur; maka tubuh akan merasakan manfaatnya. Berikut yang terjadi pada tubuh orang yang berpuasa seperti di atas:

  • Tubuh akan masuk ke dalam fase puasa setelah 8 jam dari waktu imsyak; atau di Indonesia sekitar jam 12 siang. Adalah waktu ketika usus selesai menyerap semua nutrisi yang dikonsumsi ketika sahur.
  • Dari waktu tersebut sampai berbuka puasa; atau di Indonesia sekitar 6 jam, akan menjadi waktunya organ-organ pencernaan beristirahat dan memperbaiki dirinya dari kerusakan.
  • Tubuh menggunakan energi instan berupa glukosa dan glikogen (cadangan glukosa di liver), sampai sekitar 10-12 jam berpuasa tergantung dari kalori yang dikonsumsi saat sahur; atau di Indonesia sekitar jam 2 sampai 4 sore. Ketika itu tubuh sudah kehabisan energy instannya.
  • Setelah 10-12 jam tersebut, tubuh mulai menggunakan cadangan energy dari lemak yang ada di dalam tubuh untuk dikonversi kembali menjadi glukosa. Kondisi ini bertahan sampai waktu berbuka puasa. Artinya terjadi pembakaran lemak serta terjadi penurunan kolesterol dan trigliserida sekitar 2-4 jam terakhir seseorang berpuasa.
  • Puasa umat muslim tidak akan membuat seseorang kelaparan atau jatuh pada kondisi di mana tubuh sudah kehabisan lemak dan menggunakan protein sebagai cadangan energi. Hal ini disampaikan oleh Dr. Razin Ma’ruf, dokter konsultan dari Oxford; karena umat muslim berpuasa tidak secara terus menerus dan hanya sekitar 10-16 jam saja.
  • Bila total kalori harian yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka selalu rendah dari kebutuhan harian, maka sudah pasti berat badan akan turun selama bulan puasa. Turunnya berat badan selain disenangi bagi mereka yang memang ingin menurunkan berat badan, juga akan berefek baik pada usaha pengontrolan gula darah penderita kencing manis & pengontrolan tekanan darah penderita hipertensi.
  • Setelah beberapa hari di awal Ramadhan, terjadi peningkatan level hormon endorphin, atau hormon bahagia di dalam darah orang yang berpuasa. Hormon ini selain secara psikis membuat seseorang merasa nyaman pada dirinya, juga membantunya memiliki tingkat kewaspadaan dan konsentrasi yang tinggi.
  • Hormon lain yang juga meningkat pada tubuh orang yang berpuasa adalah HGH (Human Growth Hormone). Pada anak-anak hormon ini berguna bagi pertumbuhan, sementara pada orang dewasa berguna untuk perbaikan sel dan membantu tubuh membakar kalori lebih baik dan membantu pembentukan otot. Akibatnya tubuh akan lebih efisien membakar kalori di ujung Ramadhan dibandingkan sebelumnya.
  • Tidak berbeda halnya dengan hormon insulin, juga membaik kerjanya karena terjadi perbaikan sensitifitas tubuh terhadap hormon ini selama berpuasa. Hal ini terjadi karena kerja insulin terprogram baik selama sebulan; yang juga ikut beristirahat selama siang hari seseorang berpuasa. Selain menekan resiko seseorang terkena kencing manis, yang sudah menderita kencing manispun akan mendapatkan manfaat, lebih teraturnya gula darah selama Ramadhan. Hal ini pernah dipublikasikan dalam World Journal of Diabetes.
  • Ada satu hormon yang jarang didengar yaitu hormon ghrelin yang dapat menjadi normal selama Ramadhan. Ghrelin adalah hormon lapar, yang bertanggung jawab menimbulkan sensasi rasa ingin makan. Berbeda dengan crash diet yang malah meningkatkan kadar hormon ini, puasa di bulan Ramadhan, justru melatih kadar hormon ini di dalam darah akibat jadwal makan yang sangat teratur.
  • Dari semua manfaat di atas, puasa juga berefek dapat memperlambat proses penuaan. Walaupun hal ini baru terbukti pada tikus yang memiliki umur lebih panjang dibandingkan tikus yang tidak dipuasakan. Penelitiannya pada manusia masih harus dijalankan, tapi tanda-tandanya sangat kuat hal yang sama juga terjadi pada manusia.