Antioksidan untuk Meningkatkan Imun Tubuh
dr Indra K Muhtadi, 12 Januari 2024
Kita sudah sangat sering membahas dan membicarakan tentang antioksidan di blog ini. Tapi kali ini kita akan lebih membahas fungsi antioksidan dalam meningkatkan sistem pertahanan tubuh (sistem imun) atau yang biasa disebut immune booster. Di masa pandemi seperti pada Februari 2022 ini sangat penting sekali bagi seseorang untuk meyakinkan di tubuhnya terdapat sistem pertahanan yang mumpuni melawan virus agar bisa selamat keluar dari pandemi COVID-19. Walaupun cukup banyak faktor yang membedakan antara orang yang selamat (survived) dari pandemi ini dengan yang tidak, namun ujung-ujungnya akan kembali kepada kemampuan sistem imun ditubuhnya dalam membentuk antibody. Di sinilah fungsinya antioksidan. Namun mengkonsumsi antioksidan juga harus ada ilmunya agar tidak menjadi berbalik membahayakan.Antioksidan dan Radikal Bebas
Antioksidan adalah molekul yang memerangi radikal bebas (free radicals) di dalam tubuh. Radikal bebas sendiri adalah senyawa yang dapat membahayakan bila jumlahnya terlalu banyak di dalam tubuh. Radikal bebas terkait dengan beberapa jenis penyakit termasuk diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Dalam memerangi radikal bebas ini, tubuh manusia mengandalkan antioksidan yang terdapat di dalam tubuh yang juga bisa dikonsumsi dari makanan dan minuman kita sehari-hari. Antioksidan terdapat di dalam sumber makanan kita baik dari sumber nabati atau hewani yang akan dibahas di bawah.
Sebagai Immune Booster
Virus, bakteri, jamur, dan agen infeksi lainnya bersifat seperti radikal bebas yang akan dilawan oleh sistem imunitas di dalam tubuh. Antioksidan berperan dalam membantu sistem imunitas dalam memerangi agen infeksi tersebut sehingga dikategorikan menjadi immune booster. Sel-sel sistem imun juga berbeda dengan sel-sel lainnya di tubuh, karena mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Para ahli memperkirakan hal ini diperlukan sebagai proteksi terhadap lipid peroxidation dan immunosuppression yang dapat merusaknya ketika bekerja. Defisiensi mikronutrien sudah terbukti dapat menekan fungsi imunitas terutama pada mediasi Sel-T dan respon antibody adaptif melawan agen infeksi. Karenanya asupan adekuat dari vitamin dan antioksidan menjadi penting untuk efektivitas dan efisiensi fungsi sistem imun di dalam tubuh manusia.
Mengkonsumsi Suplemen Antioksidan
Namun mengkonsumsi terlalu banyak suplemen antioksidan dapat menjadi boomerang bagi kesehatan, seperti yang sudah disampaikan di atas bahwa radikal bebas juga dapat terbentuk bila terlalu banyak mengkonsumsi antioksidan. Kondisi ini dikenal dengan istilah antioxidant paradox. Beberapa penelitian malah melaporkan terlalu banyak antioksidan dapat meningkat-kan resiko kematian. Maka harus dimengerti bahwa seseorang harus menghindari mengkonsumsi suplemen antioksidan dalam jumlah tinggi. Sementara yang berasal dari diet atau makanan, sebanyak-banyaknya seseorang bisa mengkonsumsi, tidak akan sampai mencetus antioxidant paradox. Kandungan suplemen multivitamin dan antioksidan harus senantiasa dikonsultasikan kepada dokter bila akan dikonsumsi dalam waktu panjang.
Mengukur Kandungan Antioksidan dalam Makanan
Para ahli menggunakan analisis FRAP (ferric reducing ability of plasma) untuk mengukur kandungan antioksidan yang terdapat dalam makanan. Semakin tinggi nilai FRAP, maka semakin tinggi kandungan antioksidan pada suatu bahan makanan. Berikut adalah 10 yang tertinggi:
- Dark chocolate. Coklat bukan sekedar nikmat, tapi juga sangat bernutrisi yang kaya dengan mineral dan antioksidan yang dibutuhkan tubuh. Dari FRAP analisis antioksidan dalam coklat hitam sekitar 15 mmol/100 gram, menjadi yang tertinggi dari semua bahan makanan.
- Pecan. Merupakan sejenis kacang dari Amerika Latin yang tinggi kandungan lemak baik, mineral dan antioksidannya (10.6 mmol/100 gram).
- Blueberries. Tinggi kandungan nutrisi dan antioksidannya (9.2 mmol/100 gram), tapi tidak tinggi kalori seperti coklat dan kacang.
- Strawberries. Merupakan berries yang paling populer dan paling mudah didapatkan. Strawberries mengandung antioksidan 5.4 mmol/100 gram.
- Raspberries. Sejenis berries yang sering digunakan saat membuat kueh ini memiliki antioksidan 4 mmol/100 gram.
- Kale. Adalah sayuran yang sejenis dengan bunga kol dan brokoli. Kale mendapat predikat sebagai sayuran yang paling bernutrisi di planet bumi dengan kandungan antioksidan 2.7 mmol/100 gram.
- Kol merah (ungu). Kaya nutrisi dengan kandungan antioksidan 2.2 mmol/100 gram.
- Kacang buncis. Merupakan jenis sayuran dalam kelompok kacang-kacangan yang sangat murah namun tinggi kandungan oksidannya (2 mmol/100 gram).
- Beets atau beetroot. Sejenis umbi-umbian berasa pahit dengan kandungan antioksidan 1.7 mmol/100 gram.
- Bayam. Sayur berjenis dedaunan yang paling tinggi kandungan oksidannya (0.9 mmol/100 gram).
Phytonutrients
Kalau kita bicara tentang antioksidan dari tumbuhan, kita harus membahas phytonutrients, yaitu sebutan untuk nutrisi alami yang terdapat dalam sumber makanan nabati. Phytonutrients inilah yang membuat tumbuhan tetap sehat walaupun diserang oleh serangga dan terpapar sinar matahari. Phytonutrients memiliki banyak manfaat kesehatan salah satunya sebagai antioksidan yang berguna sebagai immune booster. Berikut 6 antioksidan yang termasuk dalam golongan phytonutrients:
- Flavonoids. Merupakan grup terbesar dari phytonutrients seperti flavones, flavanones, flavanols, isoflavones dan anthocyanins. Terdapat pada daun teh terutama pucuknya, biji kopi, apel, bawang bombai, jahe, dll.
- Carotenoids. Terdapat pada sayuran dan buah-buahan yang berwarna cerah. Ada 600 jenis carotenoids. Yang terkenal adalah alpha dan beta-carotene, beta-cryptoxanthin, lutein, lycopene, dan zeaxanthin.
- Ellagic acid. Terdapat pada jenis berries, anggur, kenari, dan pecans
- Resveratrol. Terdapat pada dark coklat, kacang tanah, anggur, dan jenis berries.
- Phytoestrogens. Terdapat pada kedelai, jeruk, wortel, brokoli, dan kopi.
- Glucosinolates. Terdapat pada kol, bunga kol, brokoli, bok choy, mustard, dll.
Mineral Sebagai Antioksidan
Satu-satunya mineral yang dikategorikan sebagai antioksidan adalah selenium. Selenium bekerja dengan mentarget hidrogen peroksida (H2O2) alami di dalam tubuh dengan merubahnya menjadi H2O. Selenium juga mencegah kerusakan sel, membantu menekan resiko kanker serta meregulasi fungsi tiroid dan sistem imunitas agar senantiasa sehat dan kuat. Karenanya selenium dikatakan juga sebagai immune booster. Makanan yang banyak mengandung selenium adalah jamur, daging merah, seafood, telur, produk hewani berprotein tinggi lainnya, dan susu. Susu serta dairy product lainnya selain mengandung selenium juga mengandung antioksidan vitamin A dan E, serta glutathione peroxide.
Antioksidan dalam Bentuk Minuman
Selain didapatkan dari makanan, antioksidan sebagai immune booster juga bisa didapatkan dalam bentuk minuman agar lebih nikmat dan mudah ketika mengkonsumsinya (sebagian telah dibahas di atas), seperti:
- Semua jenis minuman teh, terutama teh hijau
- Semua jenis minuman kopi
- Susu, terutama susu sapi
- Jus buah-buahan, tapi yang berasal dari 100% buah asli, bukan campuran atau perisa buah
- Air kelapa yang kaya dengan mineral, phytonutrients, dan phenolic sebagai antioksidan
- Air alkali dengan kandungan mineral tinggi. Bukan airnya yang mengandung antioksidan, tetapi air alkali bermineral tinggi ini memiliki potensi meningkatkan kemampuan antioksidan di dalam tubuh. Contoh air alkali bermineral tinggi alami yang paling terkenal adalah air Zamzam.