Meningkat, 377 Anak di Semarang Mengidap Penyakit Diabetes

K-LITE FM BANDUNG,- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Jawa Tengah mencatat sepanjang tahun 2022 lalu, jumlah anak-anak yang mengidap penyakit diabetes sudah mencapai 377 orang. Jumlah ini meningkat 40 persen, jika dibanding pada tahun sebelumnya yang tercatat ada 269 anak.

Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam menyampaikan dari jumlah tersebut 33 anak diantaranya masuk dalam kategori diabetes miletus tipe 1, yang memiliki ketergantungan insulin. Hal itu disebabkan keturunan atau bawaan sejak lahir, yang berarti tubuh tidak mampu memproduksi insulin.

Sementara 344 anak lainnya tidak memiliki ketergantung insulin, sehingga umumnya hal itu disebabkan faktor pola hidup yang tidak sehat. Seperti mengonsumsi makanan dan minuman manis berlebih, serta kurangnya aktivitas yang mendorong anak-anak untuk banyak bergerak. Faktor ini masuk dalam kasus diabetes melitus tipe 2 yang berarti kelenjar pankreas tidak mampu mencukupi kebutuhan insulin pada tubuh anak.

Untuk menghindari diabetes melitus pada anak, Abdul Hakam mengimbau kepada orang tua untuk mengatur konsumsi gula atau makanan pada anak dan mengedukasi anak dalam memilih jajanan atau snack sehat saat berada di luar rumah atau sekolah. Orang tua juga diminta agar selalu mengajak anak dalam aktivitas fisik yang menyehatkan.

“Dulu diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada usia di atas 60-an tahun, namun sekarang usianya justru maju. Hal itu karena pola hidup yang tidak sehat. Orang pengennya mager, makan enak, cukup 5 menit ditekan makanan datang. Ini yang harus diperbaiki. Harus punya pola hidup yang baik, menjaga makanan yang masuk, dan perbanyak aktivitas fisik,” jelas Abdul Hakam, Rabu (8/2/2023) kemarin.

Meningkatnya kasus diabetes pada anak yang disebabkan oleh pola hidup, termasuk pola makan yang tidak sehat, membuat para orang tua untuk lebih waspada terhadap makanan yang dikonsumsi anak-anaknya.

“Ya kami berikan MPASI yang gulanya dikit, termasuk cemilan yang low sugar juga. Kalau MPASI kami masak sendiri, karena kebetulan anak kami juga alergi susu sapi, sehingga harus dijaga. Untuk memastikan kondisi kesehatan anak paling ya kita rutin memperiksakannya ke posyandu,” ungkap salah satu orang tua di Semarang, Yuninta.