Bahaya Ancaman Gempa Sesar Lembang Masih Mengintai, Kenali Jalur, Dampak, dan Antisipasinya
K-LITE FM BANDUNG,- Bahaya ancaman gempa Sesar Lembang masih mengintai, kenali jaur, dampak dan bagaimana untuk antisipasinya. Jalur Sesar Lembang harus diketahui agar masyarakat Bandung dapat waspada jika terjadi hal yang tak diinginkan.
Dampak Sesar Lembang itu sendiri ternyata membuat warga Bandung khawatir karena seringnya terjadi gempa beberapa waktu terakhir ini.
Salah satu gempa yang menghebohkan akhir-akhir ini adalah gempa Cianjur yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Gempa Cianjur tersebut diduga karena adanya aktivitas Sesar Cimandiri yang mengalami pergerakan pada Senin, 21 November 2022 lalu.
Karena itu, Sesar Lembang hingga saat ini masih menjadi hal yang ditakui bagi warga Bandung dan sekitarnya karena bisa berpotensi terjadi gempa yang lebih dahsyat. Sesar Lembang merupakan salah satu sesar yang aktif di Jawa Barat.
Lokasi jalur sesar ini terletak sekitar 10 Km arah utara Kota Bandung dengan panjang sesar sekitar 25-30 Km.
Anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung dan Penasihat Bandung Mitigasi, T Bachtiar, mengatakan kondisi Sesar Lembang saat ini terus berjalan mengikuti irama bumi.
Para peneliti memperkirakan Sesar atau Patahan Lembang ini dapat memicu gempa dengan kekuatan maksimum 6,8 SR. Dengan terjadinya gempa-gempa kecil di sepanjang Patahan Lembang, ini membuktikan bahwa patahan ini adalah patahan aktif.
Bachtiar juga menjelaskan wilayah bentang sesar Lembang mulai dari kaki Gunung Palasari di sebelah timur sampai Kampung Cisarua, Kabupaten Bandung Barat di sebelah barat, panjangnya sekitar 29 km.
“Bagian utara turun dan bergerak ke arah barat, dengan kecepatan yang sangat lambat per tahunnya, sehingga yang berada di jalur sesar pun tak akan merasakan adanya pergerakan itu. Tapi bila dijumlahkan dalam waktu yang lama, ratusan tahun, ribuan tahun, maka pergerakan Patahan Lembang itu terlihat nyata. Dilihat dari utara, gawir sesar Lembang terlihat curam,”
Menurutnya, potensi bencana akibat sesar Lembang adalah gempa bumi. Kemudian, longsor yang dipicu oleh gempa bumi dan keadaan lingkungan mendukung untuk terjadinya gerakan tanah.
“Misalnya karena kesalahan dalam memotong lahan, dengan kemiringan lereng yang tegak, atau lereng yang diurug, belum padat sudah dibangun, keadaan ini akan sangat memungkinkan terjadinya longsor bila gempa mengguncang,” katanya.
Longsor bukan hanya berdampak pada kerusakan bangunan, jalan, serta korban manusia, tetapi juga longsor dapat membendung aliran sungai yang ada di dasar lembah.
“Ini harus diantisipasi, karena bila ada air yang tergenang cukup beberapa waktu, dapat menimbulkan banjir lumpur bila bendungan itu seketika jebol,” ucapnya.
Bachtiar juga menjelaskan wilayah mana saja yang paling terdampak gempa pergeseran Sesar Lembang.
Menurutnya, wilayah yang terdampak gempa bumi dari Patahan Lembang bila dengan kekuatan maksimum, bukan hanya di sepanjang Patahan Lembang, atau di beberapa bagian jalur sesar, tapi juga akan berdampak ke kawasan yang semula bekas endapan Danau Bandung Purba.
Upaya Persiapan Potensi Sesar Aktif
Dilansir dari data BMKG Bandung, mengenai kewaspadaan terhadap Sesar Lembang masyarakat di wilayah Bandung dan sekitarnya harus mempersiapkan beberapa hal.
Salah satunya dengan menerapkan upaya mitigasi atau pengurangan bencana yang dapat dilakukan dengan beberapa rekomendasi.
Rekomendasi pertama adalah short-term (kurang dari 1 tahun), merupakan sosialisasi dan penyiapan peta, jalur dan rambu evakuasi yang memadai dan edukasi kepada masyarakat.
Selain itu, dilakukan juga peningkatan koordinasi serta sinergi antar lembaga terkait guna penguatan kapasitas BPBD dan tim siaga untuk beroperasi 24/7.
Kemudian dengan menyusun rencana kedaruratan dan SOP evakuasi serta pelatihan atau gladi evakuasi secara rutin dan memadai serta pemasangan sensor di wilayah Jabar.
Kedua adalah rekomendasi mid-term (2-3 tahun), merupakan penyempurnaan tata ruang dengan memperhatikan peta multi bahaya.
Selain itu melakukan pengecekan bangunan strategis atau vital (building code) guna memastikan ketahanan terhadap gempa bumi dengan magnitude maksimum.
Hal itu dilakukan sesuai dengan skenario sesar datan dan subduksi (megathrust).
Ketiga, rekomendasi long-term ( 5 tahun), merupakan evaluasi dan monitoring pelaksanaan sistem mitigasi multi bencana.
Selain itu terdapat penyempurnaan tata tuang dan penyempurbaan kebijakan daerah untuk mitigasi multi bencana.
Itu dia mengenai bahaya ancaman gempa Sesar Lembang yang masih mengintai dan jalur, dampak, serta antisipasinya.