Kinerja Sektor Jasa Keuangan Jawa Barat Terus Tumbuh Positif di Tengah Dinamika Global

K-Lite FM Bandung,- Industri jasa keuangan di Provinsi Jawa Barat menunjukkan kinerja yang tetap solid hingga Juli 2025, di tengah dinamika ekonomi global yang masih penuh tantangan. Berdasarkan laporan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat, pertumbuhan ekonomi daerah ini terus terjaga, dengan dukungan sektor industri, perdagangan, dan program penguatan ekonomi masyarakat.

Secara makro, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 mencapai 3%, naik 20 basis poin dari proyeksi sebelumnya. Di dalam negeri, kondisi makroekonomi nasional juga relatif stabil dengan inflasi rendah sebesar 2,31% pada Agustus 2025 serta neraca perdagangan yang tetap mencatat surplus.Ekonomi Jawa Barat Tumbuh, Tapi Tantangan Kesejahteraan Masih Ada

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan II 2025 tercatat meningkat menjadi 5,59%, naik dari 4,53% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sektor industri pengolahan dan perdagangan menjadi penopang utama pertumbuhan tersebut.

Meski begitu, peningkatan ekonomi belum sepenuhnya dirasakan secara merata oleh masyarakat. Data OJK menunjukkan tingkat pengangguran di Jawa Barat pada Februari 2025 mencapai 1,81 juta orang atau 6,74%, sedangkan tingkat kemiskinan berada di level 7,02%, dengan 3,65 juta penduduk miskin.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat juga menunjukkan tren positif — meningkat dari 72,01 pada 2020 menjadi 74,92 di tahun 2024, namun masih di bawah rata-rata nasional. Rasio ketimpangan pendapatan (Gini Ratio) tercatat 0,416, sedikit menurun dari tahun 2024 (0,426), tetapi tetap lebih tinggi dibandingkan nasional (0,375).

Perdagangan Ekspor Jawa Barat Catat Surplus Besar

Kinerja ekspor Jawa Barat tetap kuat dengan surplus perdagangan sebesar US$15,10 miliar sepanjang Januari–Juli 2025. Amerika Serikat, Filipina, dan Jepang menjadi tiga negara tujuan ekspor terbesar. Sektor industri mendominasi kontribusi ekspor hingga 98,75%, diikuti oleh migas (0,69%), pertanian (0,56%), dan pertambangan (0,01%).Penyaluran Kredit UMKM dan KUR Terus Meningkat

Di sektor perbankan, OJK mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Jawa Barat mencapai Rp2,42 triliun dengan 44.326 debitur hingga Juli 2025. Jawa Barat menempati peringkat ketiga nasional setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara itu, penyaluran kredit kepada UMKM juga terus tumbuh dengan peningkatan signifikan pada kredit super mikro dan KUR kecil.

Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan

Sepanjang Januari–Agustus 2025, OJK Jawa Barat telah menggelar 2.078 kegiatan edukasi keuangan dengan total 242.217 peserta dan jangkauan pendengar mencapai 161.780 orang. Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama OJK juga meraih penghargaan Financial Literacy Award 2025 atas komitmen dalam memperluas akses keuangan di tingkat provinsi dan kota.

Puncak kegiatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 direncanakan digelar pada minggu kedua Oktober 2025 dengan berbagai kegiatan seperti talkshow, expo UMKM & perbankan, business matching, zumba, medical check-up, hingga donor darah, yang akan dilaksanakan di area Gedung Sate dan Gedung Merdeka, Bandung.

OJK Perkuat Perlindungan Konsumen dan Penanganan Investasi Ilegal

Dalam aspek perlindungan masyarakat, OJK melalui Satgas PASTI terus meningkatkan tindakan preventif dan represif terhadap entitas ilegal yang berpotensi merugikan masyarakat. Beberapa kasus seperti Melania Credit Union, Riset Car, dan Next15 telah ditindaklanjuti dengan koordinasi bersama kementerian dan aparat penegak hukum.Selain itu, melalui Indonesia Anti-Scam Center (IASC), OJK memperkuat mekanisme pelaporan penipuan keuangan digital agar dana korban dapat segera dilacak dan dikembalikan melalui koordinasi antar bank dan penyedia jasa pembayaran.

Fokus ke Depan: Ekonomi Daerah dan Komoditas Unggulan

OJK Jawa Barat juga mendukung pengembangan ekonomi daerah dengan fokus pada komoditas unggulan seperti sapi perah, kopi, tebu, pisang, dan cabai. Program ini merupakan bagian dari implementasi Rencana Pembangunan Daerah Jawa Barat 2025–2029, yang menargetkan peningkatan nilai tambah sektor pertanian dan industri pengolahan.