Kinerja Industri Jasa Keuangan Jawa Barat April 2025 Tetap Tumbuh Positif dan Stabil

K-Lite FM Bandung,- Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat melaporkan bahwa Industri Jasa Keuangan (IJK) di Jawa Barat menunjukkan pertumbuhan positif dan stabilitas yang terjaga hingga April 2025. Profil risiko IJK juga terpantau dalam kondisi baik.
Perkembangan Sektor Perbankan
Sektor perbankan di Jawa Barat mencatat pertumbuhan positif secara year-on-year (YoY) pada April 2025. Indikator utama seperti Total Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Kredit masing-masing tumbuh sebesar 1,74%, 1,50%, dan 3,85%. Rasio kredit bermasalah (Net Performing Loan/NPL) berada pada tingkat yang terjaga, yaitu 3,93%, masih dalam batas threshold. Sementara itu, fungsi intermediasi perbankan yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan kinerja optimal dengan rasio 91,36%.
Pada April 2025, penyaluran kredit perbankan (Bank Umum dan BPR) di Jawa Barat mencapai Rp628 triliun, tumbuh 3,85 persen YoY. Secara nasional, market share penyaluran kredit perbankan di Jawa Barat mencapai 7,79 persen terhadap total kredit perbankan secara nasional. Penyaluran kredit pada posisi April 2025 tumbuh 3,85 persen (YoY), melambat jika dibandingkan periode yang sama di April 2024 yang mencapai 9,64 persen (YoY). Pelambatan penyaluran kredit ini disebabkan oleh penurunan penyaluran kredit yang cukup signifikan pada sektor Konstruksi, Perdagangan Besar dan Eceran, dan Industri Pengolahan.
Kinerja Bank Umum dan BPR/BPRS
Berdasarkan prinsip kegiatan usaha, sektor perbankan masih didominasi oleh jenis usaha konvensional. Bank Umum juga tetap lebih dominan dibandingkan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dari sisi Total Aset, DPK, dan Kredit/Pembiayaan.
Bank Umum yang berkantor pusat di Jawa Barat mencatat pertumbuhan aset sebesar 1,72% YoY menjadi Rp190 triliun pada April 2025. Namun, DPK dan realisasi kredit mengalami penurunan masing-masing 2,61% dan 0,32% YoY. Laba Bank Umum juga menurun 22,21% YoY, diakibatkan oleh peningkatan nominal NPL dan penurunan kredit.
Sebaliknya, BPR dan BPRS di Jawa Barat menunjukkan pertumbuhan positif pada Total Aset (2,67% YoY), DPK (3,54% YoY), dan Kredit/Pembiayaan (2,86% YoY). Laba BPR dan BPRS bahkan melonjak signifikan sebesar 498,1% YoY, meskipun rasio NPL gross memburuk dari 11,16% menjadi 12,69%. BPR dan BPRS milik Pemerintah Daerah di Jawa Barat juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan aset, DPK, dan kredit/pembiayaan.
Penyaluran Kredit UMKM dan KUR
Hingga Mei 2025, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Jawa Barat mencapai Rp2,55 triliun, menjadikannya penerima KUR terbesar ketiga secara nasional. Sebanyak 85.923 pelaku usaha di Jawa Barat telah menerima pembiayaan KUR. Skema KUR Mikro mendominasi dengan porsi 63,74%.
Perkembangan Pasar Modal, PVML, dan PPDP
Jumlah investor Pasar Modal di Jawa Barat terus bertumbuh, dengan Single Investor Identification (SID) meningkat 7,43% YoY pada April 2025. Nilai transaksi saham di Jawa Barat juga melonjak 47,57% YoY mencapai Rp23,09 triliun.
Penyaluran pembiayaan melalui Perusahaan Pembiayaan dan Modal Ventura juga menunjukkan peningkatan. Fintech Lending/P2P Lending juga mengalami peningkatan signifikan dalam penyaluran pembiayaan. Namun, total aset Dana Pensiun di Jawa Barat mengalami kontraksi sebesar 5,41% YoY.
Edukasi Keuangan dan Perlindungan Konsumen
OJK Provinsi Jawa Barat terus aktif dalam program literasi keuangan. Hingga 30 April 2025, telah dilaksanakan 825 kegiatan literasi keuangan dengan 78.599 peserta. Program-program seperti OJK PEDULI, Bulan Literasi Keuangan, dan SIMolek Nganjang Ka Warga terus digalakkan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Dalam upaya perlindungan konsumen, OJK Jawa Barat telah menerima 200 layanan informasi, pertanyaan, dan pengaduan. Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) juga telah menghentikan kegiatan usaha ilegal dari 12.721 entitas dan memblokir ribuan aplikasi/website/konten ilegal, rekening bank, serta nomor telepon/WhatsApp.