Pemanis Buatan – Artificial Sweetener
dr Indra K Muhtadi, 29/12/2023
Pemanis buatan adalah pengganti gula berupa bahan non-alami yang ditambahkan atau bisa ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk membuat rasa manis dengan kalori sangat rendah atau malah zero calorie. Pemanis buatan dapat memberikan rasa manis sampai beberapa ribu kali dibandingkan dengan gula pasir. Tapi pemanis buatan sering sekali menjadi debat hangat. Baik di lingkungan non medis, apa lagi di lingkungan medis. Mulai dari mempengaruhi kerja insulin, kesehatan pencernaan, sampai bisa mencetus kanker. Di lain pihak, pembuat regulasi menganggap pemanis buatan aman dan banyak orang yang mengkonsumsinya dengan tujuan menjaga asupan gula dan menjaga berat badan. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai pemanis buatan dan baik/buruk-nya bagi kesehatan manusia.
Fakta Mengenai Pemanis Buatan
- Di AS, 25% anak dan 41% dewasa secara rutin mengkonsumsi pemanis buatan terutama dari makanan produksi pabrik. Malah 80% anak dan 56% dewasa mengkonsumsinya setidaknya satu kali dalam sehari.
- Wanita lebih banyak mengkonsumsi pemanis buatan dibandingkan pria, karena terkait dengan harapan tidak menaikkan berat badan.
- Orang di AS dan Eropa adalah pengkonsumsi pemanis buatan terbesar di dunia.
- Dari banyaknya jenis pemanis buatan di AS, ada yang masih diizinkan beredar, ada yang sudah dilarang, ada juga yang tidak boleh beredar oleh FDA (BP-POM-nya AS).
- Di Indonesia, yang beredar di pasaran, adalah yang mendapat izin dari BP-POM RI.
Uniknya di Indonesia justru orang dengan ekonomi lemah lebih banyak mengkonsumsi pemanis buatan karena pada makanan dan minuman yang tidak mahal selalu menggunakan pemanis buatan.
Keamanan Pemanis Buatan
Pada umumnya pemanis buatan dianggap aman untuk dikonsumsi oleh manusia. FDA di AS, EFSA di Eropa, dan BP-POM di Indonesia mengontrol ketat jenis dan kadar pemanis buatan pada suatu produk. Khusus untuk aspartame memang memiliki catatan khusus yang tidak boleh dikonsumsi oleh mereka yang memiliki penyakit PKU (phenylketonuria) karena tidak bisa memetabolismenya. Juga bagi mereka yang alergi terhadap sulphonamides tidak boleh mengkonsumsi pemanis buatan jenis saccharine karena akan menghasilkan efek alergi yang sama seperti sulit bernafas, ruam merah di kulit, dan diare.
Efek jangka panjang pemanis buatan bagi kesehatan masih tidak begitu jelas dan masih membutuhkan banyak penelitian. Memang antara satu penelitian dengan penelitian lainnya banyak yang melaporkan bahwa pemanis buatan memberikan efek yang berbeda malah berlawanan. Tapi penelitian yang berkualitas tinggi dengan subjek penelitian besar dan waktu penelitian yang lebih lama menunjukkan efek pemanis buatan terhadap kesehatan sangat minimal seperti yang diuraikan di atas. Oleh karenanya badan-badan regulator di dunia masih membolehkan pemakaian pemanis buatan, tapi tetap dalam jumlah tidak berlebihan. Itulah sebabnya diberikan batas maksimal konsumsi aman dalam sehari (24 jam) untuk setiap jenis pemanis buatan seperti yang diuraikan di atas.