Orderan Fiktif dari Hantu Cantik
K-LITE FM BANDUNG,- cerita ini bermula saat Rudi mendapatkan tawaran sebuah pekerjaan baru di Pulau Dewata Bali.
Saat itu Rudi pun lansung menanyakan kejelasan tentang pekerjaan apa yang akan dia jalani selama berada di Pulau Bali.Secara singkat Rudi dijelaskan akan bekerja sebagai driver ojek online di Pulau Bali, di daerah Denpasar.
Tanpa berfikir panjang, Rudi langsung bergegas menuju ke Pulau Bali.
Disana Rudi sudah ditunggu oleh temannya, ia disediakan kos guna sebagai tempat tinggal Rudi selama berada di Bali.
Sesampainya di Bali Rudi tidak langsung bekerja, ia harus menjalani berbagai tahap tes hingga akhirnya ia lolos dan bisa bekerja sebagai driver ojek online disalah satu perusahaan.
Seminggu berlalu, Rudi masih saja belum memutuskan untuk bekerja, di sana Rudi hanya berkeliling Denpasar sembari menghafalkan ruas-ruas jalan di sana.
Setelah hafal, Rudi memulai pekerjaannya dengan mengantar salah satu mahasiswa dari universitas di sana.
Lanjut setelah itu Rudi mulai terbiasa dengan pekerjaannya barunya itu.
Hingga suatu ketika Rudi mendapatkan orderan makanan, dimana orderan tersebut berjumlah sangat banyak.
Setelah makanan selesai dipesan, Rudi pun akhirnya langsung bergegas mengantarkan makan itu ke tempat tujuan.
Jalan demi jalan telah dia lalui, hingga tempat yang dituju telah ditemukan.
“Ini aneh” kata Rudi.
Tak disangka, ternyata tempat tujuan orderan itu adalah sebuah rumah kosong.
Karena takut ada hal yang tidak diinginkan, tanpa basa-basi Rudi langsung memutar balik motornya.
Rudi memacu motornya lebih cepat dari sebelumnya, dan memutuskan langsung kembali ke kosannya.
Sesampainya dikosan, Rudi dengan sukarela memberikan makanan tadi ke temannya.
“Banyak sekali Rud?” tanya teman Rudi.
“Iya, barusan dapat orderan fiktif. Masak alamat tujuannya di rumah kosong” jawab Rudi.
Sambil terus mengobrol mereka memakan sendiri makanannya.
Hingga pada hari itu Rudi memutuskan untuk tidak bekerja sementara.
Rudi hanya menghabiskan waktunya untuk tidur dan bermain game dikosnya.
Keesokan harinya, Rudi kembali bekerja karena dirasa hatinya sudah tenang.
Hingga sore semua berjalan lancar, Rudi terus mengaktifkan aplikasinya.
Saat adzan maghrib tiba dia mendapatkan orderan makanan lagi.
Tanpa berfikir lama-lama, Rudi langsung menerima orderan tersebut, dan bergegas menuju ke restoran yang dituju.
Setelah makanan selesai dibuat, Rudi pun berangkat menuju ketempat tujuan yang dimana ia harus masuk ke daerah perumahan elite.
Diperumahan tersebut banyak rumah yang berukuran besar dan megah, sebelum masuk Rudi meminta izin terlebih dahulu ke security setempat.
“Pak, permisi minta izin mau mengantarkan makanan disana” kata Rudi.
“Baik mas, samean langsung saja kesana” jawab bapak securitynya.
Rudi pun langsung berangkat kesana.
Alamat tujuan sudah ketemu, Rudi turun dari sepedanya.
Dia pun memanggil-manggil orang yang ada di dalam rumah tersebut.
Karena tidak ada jawaban, akhirnya Rudi melihat sekeliling sambil mencari bel.
“Sepertinya tidak akan kedengeran jika dipanggil dari sini” kata Rudi sambil mecoba menghubungi lewat handphonenya.
Rudi menemukan bel rumahnya di pojok dekat gerbang.
Rudi pun menghampiri bel tersebut dan menekannya hingga terdengar suara dari dalam.
“Halo pak, sudah dimana?” Ternyata telfon Rudi sudah diangkat, dan menanyakan keberadaan Rudi.
“Sudah didepan rumahnya mbak” jawab Rudi.
“Oh yaudah pak, saya keluar dulu” kata customer tersebut.
Akhirnya Rudi mencoba menunggu.
Tidak lama Rudi menunggu, karena pemilik rumah sudah keluar.
Wanita cantik sekitar umur 20-an memakai kaos lengan pendek dan hotpants.
“Mbak Cici ya” tanya Rudi.
“Iya mas, ini uangnya” jawab Cici.
“Waduh saya tidak ada kembaliannya mbak” kata Rudi.
“Lohh, yaudah kalau gitu saya ambil uang pas dulu ya mas” jawab Cici.
Sebelum Cici kembali, Rudi memberikan makanannya agar sekalian di bawa masuk oleh Cici.
“Tunggu sebentar ya mas” kata Cici sambil berjalan kembali masuk kerumahnya.
Cici terus berjalan cepat dengan sedikit lari kembali kerumahnya.
Cici sengaja tidak menutup kembali gerbang rumahnya.
Sambil menunggu Cici mengambil uang pas, Rudi pun mencoba melihat seisi rumah Cici yang sangat bagus.
“Bagus banget rumahnya” kata Rudi dalam hati.
Didalam gerbang terdapat taman dan di tengahnya terdapat air mancur yang indah.
Sekitar 15 menitan Rudi menunggu, namun Cici masih saja belum keluar.
Karna capek berdiri, Rudi memutuskan untuk duduk di sebuah kursi yang terbuat dari semen dan batu bata didekat gerbang.
Lama Rudi menunggu hampir sudah sekitar 30 menit, hingga akhirnya Rudi memutuskan untuk memanggil Cici dari luar gerbangnya.
Kalau dipikir pakai logika, Rudi sangat percuma memanggil Cicinya, karena kan jaraknya emang jauh dari gerbang depan ke pintu rumah Cici.
Entah mengapa si Rudi ini lupa jika disitu ada bel rumahnya.
Saat Rudi memanggil-manggil si Cici tiba-tiba dia dikagetkan oleh security yang menepuk pundaknya.
“Mas ngapain manggil-manggil orang didalam sana?” tanya Pak Security.
Sambil menoleh kearah pak security tadi Rudi menjawab “Mbak Cici pesan makanan lewat ojol pak”.
“Sebentar mas sini dulu” kata pak security itu.
Akhirnya Rudi berjalan satu dua langkah dan berada tepat di samping pak security tadi.
Mereka semua membelakangi rumah itu, lalu pak security tadi berbisik kepada Rudi.
“Rumah ini sudah lama kosong mas” kata pak security.
“Mana mungkin pak” jawab Rudi yang tidak percaya dengan perkataan pak security itu.
“Iya pemilik rumah ini meninggal dunia, lalu keluarganya pindah. Dan rumah ini dikosongi sudah lama” kata pak security yang mencoba menjelaskan.
“Kok bisa pak, tadi itu mbaknya keluar, dia ngambil makanannya, karena uang yang dikasihkan nominalnya besar, jadi saya minta diambilkan uang pas saja” kata Rudi.
“Coba samean liat kebelakang mas, itu rumah sudah kosong” kata security itu dengan nada yang sedikit menekan.
Rudi menoleh kebelakang. Alangkah kagetnya Rudi, rumah yg tadinya bagus berubah menjadi rumah kosong yang tidak berpenghuni dan tak terurus dimana ada banyak sawang-sawang ditemboknya, juga rumput alang-alang yang sudah tinggi.
“Astaughfirllah” kata Rudi. Badan Rudi lemas dan gemetar.
“Tapi pak, makanannya tadi dibawa masuk rumah itu juga loh” kata Rudi yang masih tidak percaya.
“Lah dibawa kemana mas, itu loh makanannya masih nyantel di sepeda kamu” jawab pak security sambil tangannya menunjuk ke arah motor Rudi.Rudi semakin lemas dibuatnya.
“Lalu tadi itu siapa pak?” tanya Rudi sambil mulutnya yang gemetar.
“Sudahlah mas, ayo kita ke pos dulu, mas tenangin diri mas dulu disana” kata pak security tersebut.
Akhirnya mereka berjalan kearah pos yang dimaksud, saat itu Rudi menuntun sepedanya karena memang jaraknya hanya beberapa langkah saja, dan juga karena pak securitynya juga membawa sepeda pancal.
Sesampainya di pos, Pak Security itu memberikan segelas air putih kepada Rudi.
Lalu dia menceritakan memang banyak kejadian di rumah itu sebelum Rudi.
Motifnya sama, memesan makanan lewat ojol.
Namun banyak juga yang akhirnya mengetahui terlebih dahulu kalau rumah itu kosong sehingga ojol tersebut langsung buru-buru untuk putar balik.
Namun juga ada beberapa yang mengalami kejadian seperti Rudi.
Dimana menurut ojol tersebut rumah itu awalnya bagus namun akhirnya justru seram.
Bahkan ada juga ojol yang mengantarkan pulang si Cici ini sampe kerumah tersebut.
“Ini orang ngegonceng siapa ya? Lah kok ngomong sendiri. Terus sesampainya di rumah Cici, orang ini masih ngobrol sambil tangannya nerima uang cash gitu mas” kata pak security itu.
Rudi semakin dibuat takut mendengar cerita dari pak security itu, hingga akhirnya ia cepat-cepat untuk pamit pulang ke kosnya, dan menaruh makanan pesanan Cici itu di pos tersebut.
“Ini buat bapak sama temannya aja” kata Rudi sambil memberikan makanan hasil dari pesanannya si Cici.
Setelah berpamitan, Rudi bergegas pulang ke kosnya dan menceritakan kejadian tadi ke teman satu kosnya.
Sejak kejadian itu, Rudi pun memutuskan untuk menonaktifkan aplikasi driver ojolnya di malam hari.