Ridwan Kamil Bantah Isu Kelebihan Bayar Rp300 M ke Kontraktor Masjid Al Jabbar

K-LITE FM BANDUNG,- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) membantah isu soal potensi kelebihan bayar sebesar Rp300 miliar kepada salah satu kontraktor pembangunan Masjid Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.

Hal itu RK sampaikan melalui unggahan di akun Instagram @ridwankamil. RK menyebut dirinya menggunakan hak jawab atas pemberitaan salah satu media massa yang menyebutkan bahwa terdapat kelebihan bayar di proyek Masjid Al Jabbar.

RK memastikan informasi itu tidak benar lantaran seluruh pembiayaan pembangunan proyek masjid ini sudah melalui pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Informasi menyesatkan. Tidak benar informasi ini. Apalagi disebutkan kelebihan bayar Rp300 miliar,” kata RK.

“Semua proyek di Jabar termasuk Masjid Al Jabbar, sudah diperiksa dengan prudent oleh Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK. Setiap temuan biasanya diselesaikan dalam waktu 1-3 bulan,” imbuhnya.

RK lantas meminta media massa untuk melakukan cek dan ricek pada sumber yang dicatut. Dalam pemberitaan media yang disorotinya, mereka mengutip keterangan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Jawa Barat. RK lantas meminta hal itu dikonfirmasi langsung ke BPK.

“Membangun gedung negara ada aturan standar harga satuannya. Berapa harga maksimal batu, semen, keramik itu semua dihitung dengan detail. Kemudian dilelangkan secara transparan,” lanjut Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.

Masjid Al Jabbar dijadikan ikon baru Provinsi Jawa Barat. Total luas masjid ini mencapai 21,799,20 meter persegi. Dalam peresmian akhir tahun lalu, RK menyebut pembangunan masjid telah dilakukan sejak 2017 saat proses groundbreaking pada era Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.

Masjid yang didesain RK itu populer dengan sebutan ‘Masjid Terapung’ karena dikelilingi danau retensi sebagai penyerap air yang datang dari utara menuju selatan kawasan Kota Bandung.

Dikutip dari laman Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMTR) Jawa Barat, Masjid Al Jabbar dirancang bukan sekadar untuk salat, namun juga tempat pembinaan khazanah Islam dengan sentuhan konsep wisata.