Minyak Goreng Populer Ini dapat Berdampak Negatif pada Kesehatan
K-LITE FM,– Setiap orang memiliki kriteria tertentu saat memilih minyak goreng, dari memilih harga yang termurah, bentuk botol yang ramping dan lainnya. Apa pun kriterianya, ada sesuatu yang mungkin harus Anda ketahui tentang sebagian besar minyak biji-bijian, itutidak terlalu baik untuk Anda.
Terlebih lagi, menurut penulis buku laris dan ahli gizi holistik Kelly LeVeque, minyak yang sangat diproses bahkan tidak pernah dimaksudkan untuk dimasukkan ke dalam makanan kita sehari-hari.
Beberapa minyak yang dimaksud dalam unggahan Instagram LeVeque termasuk kedelai, jagung, canola (rapeseed), bunga matahari, safflower, biji kapas, biji anggur, dan dedak padi.
“Minyak biji industri dianggap limbah industri dan hanya digunakan dalam pembuatan sabun sampai tahun 1911, tetapi dalam 2 dekade terakhir kami telah melihat mereka ditambahkan ke segala sesuatu mulai dari susu gandum, batang protein, kue kering, kerupuk, saus, saus, dan makanan kemasan…. ditambah semua restoran fast casual dan fast food menggunakannya untuk memasak/menggoreng semuanya,” ujar LeVeque
Minyak ini dibuat dengan memanaskan biji ke suhu tinggi, menyebabkan lemak tak jenuh ganda dalam biji (PUFA) teroksidasi, yang menurut LeVeque dapat menciptakan produk sampingan yang berbahaya bagi manusia. “Benih ini kemudian diproses dengan pelarut berbasis minyak bumi seperti heksana,” katanya. “Ini untuk memaksimalkan jumlah minyak yang bisa diekstraksi dari biji-bijian itu.”
Minyak ini juga menghilangkan bau secara kimiawi karena, menurut LeVeque, baunya seperti campuran ikan dan kaki kotor, sehingga menyebabkan produksi lemak trans (yang terkenal buruk bagi kesehatan manusia.) Setelah penambahan lebih banyak bahan kimia untuk meningkatkan warna, minyak biji ini pada akhirnya dapat berdampak negatif pada kesehatan kita secara keseluruhan.
“Antara tahun 1959 dan 2008 peningkatan lemak tak jenuh ganda, khususnya asam linoleat telah naik 2,5 kali lipat dari 9,1 persen menjadi 21,5 persen,” LeVeque memperingatkan. “Kami menginginkan rasio 1:1 dan kami sangat jauh dari itu sekarang. Ketika saya menulis buku pertama saya pada tahun 2016, rasio omega-6 terhadap omega-3 12:1 dan perkiraan hari ini meningkat lebih dari dua kali lipat.”Sebagai gantinya untuk kesehatan Anda dalam jangka panjang, Anda bisa memilih minyak zaitun extra virgin atau minyak alpukat. Minyak nabati ini tidak hanya kaya akan antioksidan, tetapi juga mengandung lemak tak jenuh tunggal (pikirkan: asam lemak omega-9 asam oleat yang ditemukan dalam pola makan dan gaya hidup Mediterania) untuk mendukung kesehatan kardiometabolik dan bahkan membantu meningkatkan umur panjang.