4 Destinasi Wisata di Banda Neira Yang Menjadi Bukti Jejak Sejarah

Banda Neira atau Banda Naira merupakan salah satu pulau di antara gugusan pulau Banda, Provinsi Maluku, Indonesia. Meskipun bukan pulau yang besar, Banda Neira menyimpan banyak kekayaan alam dan destinasi wisata yang mampu menarik perhatian dunia. Banda Neira dikelilingi oleh pantai-pantai yang indah dan alami serta sumber daya alam hayati laut yang beragam. 

Sejarah mencatat bahwa dengan kekayaan alam salah satunya kekayaan rempah yang dimiliki, Banda Neira pernah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah terbesar di dunia, yang memperdagangkan kayu manis, cengkeh, dan pala. Hal tersebut pula yang akhirnya menjadikan Banda Neira sebagai pulau yang menyimpan kisah kelam pembantaian besar-besaran yang dilakukan oleh Belanda pada abad ke-17 kepada penduduk asli Banda Neira. Hingga saat ini terdapat beberapa tempat di Banda Neira yang menjadi bukti jejak sejarah pada  masa penjajahan, yang kemudian dijadikan sebagai destinasi wisata. 

Berikut adalah 4 destinasi wisata di Banda Neira yang juga menjadi bukti adanya jejak sejarah masa penjajahan:

  1. Benteng Belgica

Benteng Belgica merupakan salah satu bangunan bersejarah yang ditinggalkan oleh kolonial Belanda. Benteng yang juga diabadikan dalam uang rupiah kertas pecahan 1.000 ini dibangun oleh VOC yang bertujuan untuk dijadikan pusat pertahanan untuk melindungi perdagangan rempah-rempah di pulau Banda. Selama masa penjajahan Belanda, benteng Belgica menjadi pusat pemerintahan dan administratif di wilayah tersebut. 

Hingga saat ini, benteng Belgica masih berdiri kokoh dan dijadikan sebagai destinasi wisata yang bisa didatangi ketika berkunjung ke Banda Neira. Benteng ini terdiri dari tiga bastion di setiap sudut benteng dan dilengkapi dengan tembok yang kokoh dan sumur rahasia yang dalam. Benteng Belgica terletak di sebelah barat daya Pulau Neira dan berada di ketinggian 30 meter dari permukaan laut, sehingga anda dapat menyaksikan pemandangan laut yang spektakuler dari atas bangunan. 

  • Istana Mini Neira

Istana Mini Neira dibangun oleh VOC yang berfungsi sebagai kediaman Gubernur VOC. Istana ini dibangun satu tahun lebih dulu sebelum pembangunan Istana Merdeka di Jakarta. Meskipun bernama istana mini, bangunan ini merupakan satu-satunya bangunan besar dan megah di kawasan tersebut saat itu. Di sekitar Istana Mini, terdapat beberapa rumah besar sebagai tempat tinggal para petinggi Eropa yang datang ke pulau Banda. Ketika menyusuri kawasan ini, anda akan mendapatkan pengalaman layaknya menyusuri jalanan Eropa. 

Istana Mini terletak di Kepulauan Yepen dengan jarak sekitar 500 Meter di sebelah utara Benteng Belgica dan berdekatan dengan Pantai Tita Baru. Ketika mengunjungi Istana Mini Neira, anda akan menemukan sumur tua dan taman yang digunakan pada zaman kolonial. Pada salah satu jendela bangunan ini juga terdapat goresan tulisan yang ditulis dalam bahasa Perancis, yang berisi ungkapan kerinduan. 

  •  Rumah Pengasingan Bung Hatta

Destinasi wisata berikutnya adalah rumah pengasingan Bung Hatta. Bangunan ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang ada di Banda Neira. Bangunan yang diberi nama rumah pengasingan Bung Hatta ini dulunya merupakan tempat Mohammad Hatta menjalani hukuman sebagai tahanan politik selama 6 tahun di Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. 

Rumah Pengasingan Bung Hatta akhirnya diresmikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan ditetapkan sebagai cagar budaya dari provinsi Maluku. Hingga saat ini, bangunan tersebut masih menjadi tempat wisata utama yang ada di Banda Neira. Ketika berkunjung, anda akan melihat foto-foto dan benda-benda serta dokumen sejarah dan furniture yang khas. Di bagian belakang rumah pengasingan Bung Hatta, terdapat sekolah sore yang dulunya dibuat oleh Bung Hatta. 

  • Gereja Tua Neira

Gereja Tua merupakan salah satu bangunan sejarah yang unik dan hingga kini dapat dijadikan sebagai destinasi wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Banda Neira. Pada dasarnya bangunan ini sama seperti gereja pada umumnya, dengan deretan kursi kayu panjang, mimbar, meja kecil, lemari serta orgen di bagian depan ruangan gereja.  Hal unik dari gereja ini terletak pada lantai bangunan yang terbuat dari 30 nisan prajurit Belanda. Pada saat memasuki gereja, anda dapat melihat langsung susunan nisan pada lantai. Karena lantai yang terbuat dari nisan para prajurit Belanda, maka secara tidak langsung anda akan berjalan dan menginjak nisan-nisan tersebut. Sembari berjalan ke dalam gereja, anda juga bisa membaca nama serta identitas prajurit yang dimakamkan di sana. Batu-batu nisan tersebut tersusun menyerupai salib dan hampir memenuhi seluruh lantai. Gereja Tua Neira terletak di desa Nusantara, Pulau Neira, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah. (NUR)