Shifting From Start Up To Corporate Entrepreneurship, Ajarkan Karyawan Berfikir Stratejik Berbasis Lingkungan Bisnis

 Meriza Hendri  Sabtu, 20 Januari 2024

Rumah BUMN Cirebon  Hmmm… berfikir stratejik? Banyak founder yang merasa aneh ketika diberikan materi tentang berfikir stratejik

 SHIFTING TO CORPORATE ENTREPRENEURSHIP, JADIKAN KARYAWAN SEBAGAI PEMBELAJAR

 SHIFTING TO CORPORATE ENTREPRENEURSHIP, TANTANG KARYAWAN UNTUK SELALU BERFIKIR

 SHIFTING TO CORPORATE ENTREPRENEURSHIP, FOUNDER & KARYAWAN KUDU MILIKI THINKING ABILITY

Hmmm… berfikir stratejik? Banyak founder yang merasa aneh ketika diberikan materi tentang berfikir stratejik kepada mereka. Pembelajaran yang sangat penting, tetapi belum banyak yang memahami kemampuan berfikir ini. Padahal, inilah  yang menjadi salah satu fondasi seorang founder ketika akan membuat bisnis mereka bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang dengan dasar SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE atau keunggulan bersaing yang berkelanjutan. 

Sejatinya, kemampuan berfikir stratejik tidak hanya milik founder saja, akan tetapi, diperlukan juga oleh para karyawan yang bekerja di perusahaan yang dikembangkan oleh para start up. Kenapa demikian? karena ini merupakan kemampuan berfikir yang sangat penting dan sejatinya karyawan itu memiliki kemampuan berfikir untuk bisa terus memikirkan keuinggulan bersaing dalam perusahaan agar bisa mencapai tujuan perusahaan yaitu PROFIT, PEOPLE, PLANET, SUSTAIN dan GROWTH. 

Karyawan dituntut untuk bisa berfikir stratejik dengan alasan yang sangat mendasar yaitu bisnis tersebut berada dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah, tidak pasti, tidak bisa dikontrol dan mengalami turbulensi. Ini adalah karakteristik lingkungan bisnis yang harus dipahami dan diantisipasi dengan strategi oleh founder dan karyawan. 

Lingkungan bisnis itu adalah segala sesuatu yang berada dalam ataupun luar perusahaan dan ini akan mempengaruhi perusahaan dalam bentuk PELUANG, ANCAMAN, KEKUATAN dan KELEMAHAN. Karyawan perlu disadarkan akan lingkungan bisnis ini karena mereka juga berkepentingan atas bisnis ini dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Semuanya ada di dalam bisnis tersebut dan kesadaran dari karyawan menjadi sangan penting. 

Lingkungan bisnis itu selalu berubah, artinya, tidak akan pernah statis. Hukumnya adalah lingkungan bisnis itu PASTI akan berubah. Sesuatu yang berubah, pasti akan berdampak kepada bisnis dan tugas karyawan adalah membantu founder untuk memanfaatkan peluang dan meminimalisir ancaman serta memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan. 

Lingkungan bisnis itu tidak pasti dan ini tentu membuat setiap founder dan karyawan perlu memahami polanya. Ketidakpastian itu adalah sesuatu yang pasti dan tidak bisa diabaikan. Ada lingkungan bisnis eksternal berupa konsumen, pesaing, distributor dan supplier selain politik, ekonomi, sosial, teknologi, alam serta hukum. Tidak ada yang pasti dari lingkungan eksternal ini selain lingkungan internal seperti budaya perusahaan, sumber daya perusahaan sampai struktur organisasi. 

Lingkungan bisnis itu juga tidak bisa dikontrol dimana variabel nya sangat bebas. Lihat saja bagaimana kondisi ekonomi yang tidak bisa dikontrol seperti halnya politik, sosial, teknologi, alam dan hukum. Bahkan konsumen, pesaing, supplier dan distributor. Hal ini benar-benar menuntut konsep UNDERSTAND TO BE UNDERSTOOD. Founder perlu mengajarkan karyawan untuk bisa memahami perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat. 

Demikian pula dengan lingkungan bisnis yang mengalami turbulensi yaitu perubahan yang bersifat tiba-tiba. Tidak ada yang menyangka akan terjadi covid 19, tidak ada yang menyangka akan terjadi perubahan situasi politik yang begitu cepat dan lain-lain. Semuanya perlu diajarkan kepada karyawan untuk bisa dilihat dan dipahami oleh para karyawan. 

Nah, inilah yang menjadi penting bagi setiap karyawan dalam membantu founder untuk bisa shifting dari start up menuju corporate entrepreneurship.  #entrepreneurship #strategicentrepreneurship #corporateentrepreneurship