Sekjen PBB: Dunia Menuju Perang Lebih Luas dengan Mata Terbuka!
K-LITE FM BANDUNG,- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengatakan dunia menuju perang yang lebih luas atau telah mendekati konflik global.
“Komunitas global tidak berjalan dalam tidur ke dalam perang yang lebih luas tetapi berbaris ke arah itu dengan mata terbuka lebar,” kata Guterres dalam pidatonya di Majelis Umum PBB hari Senin.
“Prospek perdamaian terus berkurang. Peluang eskalasi lebih lanjut dan pertumpahan darah terus meningkat,” lanjut Guterres, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (7/2/2023).
Dia mencela kurangnya “visi strategis” dan “bias” yang mencegah pembuat keputusan politik mengambil langkah ke arah yang benar.
“Pemikiran jangka pendek ini tidak hanya sangat tidak bertanggung jawab—ini juga tidak bermoral,” kritik Guterres, menambahkan bahwa politisi dan pengusaha menjadi terlalu asyik dengan kekuasaan dan siklus bisnis mereka.
Sekjen PBB juga mengecam tergerusnya hukum dan ketertiban internasional berdasarkan prinsip-prinsip PBB, yang menurutnya menyebabkan keadaan yang memprihatinkan saat ini.
“Jika setiap negara memenuhi kewajibannya di bawah Piagam [PBB], hak atas perdamaian akan dijamin,” katanya.
Dia lantas menyerukan kepada anggota PBB untuk mengubah pendekatan terhadap perdamaian. “Dengan berkomitmen kembali pada Piagam [PBB]—mengutamakan hak asasi dan martabat manusia,” ujarnya.
“Kita perlu bangun—dan mulai bekerja,” kata Guterres, seraya menambahkan bahwa tahun 2023 telah menempatkan umat manusia di depan pertemuan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hidup ini.
Sekjen PBB juga menunjukkan fakta bahwa para ilmuwan telah memindahkan “jam Kiamat” simbolis, yang mencerminkan potensi pemusnahan umat manusia, menjadi 90 detik hingga tengah malam—yang paling dekat dengan kemungkinan Armageddon.
Kata-kata sekjen PBB itu muncul setelah AS dan sekutunya berjanji untuk mengirim lusinan tank tempur modern rancangan Barat ke Ukraina di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev.
Pentagon juga mengumumkan memasok pasukan Ukraina dengan rudal jarak jauh yang memiliki jangkauan 150 kilometer, menambahkan bahwa itu akan memungkinkan Kiev untuk menggunakannya sesuai keinginannya.
Moskow sebelumnya telah berulang kali memperingatkan bahwa berlanjutnya pasokan senjata ke Ukraina oleh AS dan sekutunya berisiko eskalasi lebih lanjut yang dapat berubah menjadi konflik langsung antara Rusia dan NATO.